Di OCBC Arena, Selasa (8/12/2015) malam waktu Singapura, para-bulutangkis mempertandingan beberapa laga final. Dua di antaranya diikuti oleh Ukun, yang turun di nomor tunggal putra SL3 dan ganda putra SL3.
Kelegaan luar biasa tampak di wajah Ukun setelah pertandingan usai. Dia berhasil menambah dua emas di hari itu. Ini merupakan emas ketiga untuknya setelah memenangi dua pertandingan final sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulilah saya bisa memenuhi harapan semua, keluarga, pelatih, dan juga NPC," ujarnya saat diajak berbincang usai pengalungan medali.
Ukun lantas sedikit bercerita mengenai perjalanannya di ajang para-bulutangkis ini. Mulai menekuni olahraga tepok bulu sejak lulus SMA, ia mengaku pernah ikut lomba peringatan HUT RI di sekitar tempat tinggalnya.
Ukun yang berprofesi sebagai guru IPS Terpadu, mengungkapkan bahwa dirinya pernah juara turnamen PGRI di kabupaten Garut, Jawa Barat. Saat ini, dia mengajar di SMP Negeri 2 Malangbong.
"Yang membuat saya bangga, jarang yang seperti saya bisa menjadi guru PNS. Bagi saya pribadi, ini anugerah. Dari (cara) jalan saja membuat saya mudah dikenal," tutur Ukun.
"Saya bersyukur dengan keadaan begini. Yang penting kerja keras dan mempersiapkan mental. Sekarang alhamdulillah (perlakuan) dari Kemenpora sudah sama (dengan atlet non-difabel). Kalau menurut saya itu salah satu yang luar biasa," imbuhnya.
Dengan menjadi kontingen para-bulutangkis, Ukun harus ikut training camp selama setahun di Solo. Dia pun mengaku sudah kangen bertemu dengan murid-muridnya.
"Saat training camp, saya mendapat dispensasi. Saya kangen sekali, mengajar sudah menjadi menjadi cita-cita saya sejak kecil," ungkap pria yang berusia 45 tahun itu.
(cas/roz)











































