Seperti diketahui, dua pekerjaan rumah terbesar Indonesia menuju Asian Games 20018 adalah renovasi akuatik dan pembangunan velodrome. Kolam renang di GBK dinggap tidak memenuhi persyaratan yang diminta Olympic Council of Asia (OCA) untuk menggelar pertandingan.
Kolam utama masih kurang dua lintasan, dari yang idealnya 10 sementara kini baru punya 8 lintasan. Kedalam kolam juga perlu ditambah untuk keperluan pemanasan, latihan, serta tanding.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depannya pemusatan latihan memang bakal digeser karena sebelumnya saat rapat dengan Kemenpora dan KOI, kami sudah diinformasikan kalau kolam renang bakal dibongkar. Makanya kami menyiapkan ini sejak sekarang,β kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PRSI Heru Purawanto kepada detikSport, Rabu (16/12/2015).
Untuk renang sendiri, PRSI sudah menyiapkan di tiga wilayah yaitu Jakarta, Bandung, dan Jawa Timur, sementara loncat indah di China, renang indah di Simprug Jakarta, dan polo air diserahkan kepada pengurus provinsi masing-masing atlet.
Heru mengatakan renang dibagi menjadi tiga lokasi latihan supaya atlet bisa fokus dengan pelatihnya masing-masing. Sebab, setiap pelatih punya kateristiknya masing-masing. Untuk di Jakarta akan dilatih langsung oleh Albert C Sutanto, Jawa Barat dilatih NIjarudin, dan Jawa Timur akan dipegang Andi Wibowo.
Sementara untuk loncat indah karena anggaran dari pemerintah biasanya keluar padaa bulan April, maka sambil menunggu dana cair akan melakukan latihan di Ragunan. Begitu dengan polo air yang akan diserahkan ke masing-masing pengurus daerah.
Polo air sampai sekarang Surat Keputusannya belum keluar, maka kami serahkan ke Pengprov masing-masing atlet. Selain itu, sebentar lagi akan aada PON 2016, jadi sekalian. Seperti atlet DKI akan latihan di GOR Soemantri, Kuningan, juga atlet daerah lainnya.
"Masalahnya saat ini ada di renang indah, kemarin kami sudah mencoba latihan di Simprug tapi masalah kejernihan air masih perlu diperbaiki. Kami sudah bicarakan ini kepada pengelola kolam, mudah-mudahan sudah bisa dipakai nanti," ujar Heru.
Tak hanya itu, Heru juga sempat mengutarakan kekhawatirannya soal persiapan Indoneesia secara keseluruhan menuju Asian Games 2018. Terlebih, pemerintah sudah mengutarakan pembangunan baru bisa dilakukan paling cepat Maret 2016.
"Saya justru tahunya Januari 2016 harus sudah clear semua. Tapi kalau memang baru Maret akan dibangun ya berarti mundur lagi. Jujur saya jadi khawatir ini jika persiapan Indonesia tidak akan selesai, apalagi akan ada test event 2017 nanti," katanya.
Kebiasaan Indonesia yang kerap mengatakan 'bisa' tapi memaksa juga menjadi catatannya. Padahal Jepang yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 saja sudah bergerak cepat. Salah satunya terkait promosi dan sosialisasi ke negara-negara tetangga.
"Ya, karena pengalaman yang sudah-sudah pasti begitu. Dipaksakan padahal belum siap betul karena terhambat dana dan birokrasi. Kalau bisa lebih cepat lebih baiklah," imbuhnya.
(mcy/din)