Drawa: Maskot Asian Games 2018 yang Betul-betul Seadanya

Drawa: Maskot Asian Games 2018 yang Betul-betul Seadanya

Rossi Finza Noor - Sport
Rabu, 30 Des 2015 07:46 WIB
Jakarta -

Drawa, maskot yang dilahirkan untuk Asian Games 2018 itu, bernasib apes. Bukannya lahir dengan pujian, ia malah mengundang berbagai kritik. Drawa dilahirkan dengan "seadanya" oleh penciptanya.

Sejatinya, Drawa diciptakan untuk mewakili rasa dan kekhasan Indonesia. Drawa adalah perwujudan dari cendrawasih, yang adalah khas Papua, serta mengenakan pakaian seni bela diri khas nusantara, pencak silat. Tapi, untuk sebuah maskot yang mewakili Indonesia, Drawa dinilai tak elok secara estetika.

Masyarakat yang sudah melihat desain Drawa, menilai Drawa terlalu jadul (kuno) dan ketinggalan zaman. Drawa benar-benar terlihat seadanya. Keelokan Drawa sebagai cendrawasih --yang kerap dijuluki Bird of Paradise-- justru tak terlihat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Drawa lantas dibandingkan dengan maskot Asian Games 2014, yakni Chumuro, Vichuon, dan Barame, juga dengan maskot Asian Games 2010, yakni A Xiang, A He, A Ru, A Yi, dan Le Yangyang.





Maskot-maskot tersebut terlihat begitu hidup. Bukan hanya sekadar tersenyum, mereka juga didesain dengan menarik. Chumuro, Vichuon, dan Barame, juga A Xiang, A He, A Ru, A Yi, dan Le Yangyang, memiliki gradasi warna yang cantik, membuat desain mereka terlihat "kekinian".

Bandingkan dengan Drawa yang tiap bagian tubuhnya hanya diberikan satu blok warna saja, tanpa ada gradasi atau efek pencahayaan atau pewarnaan apa pun.

Bahkan, jika dibandingkan dengan maskot Piala Dunia 2002, yakni Ato, Nik, dan Kaz, Drawa masih terlihat kalah modern. Padahal, Ato, Nik, dan Kaz berasal dari dekade yang berbeda.



Ato, Nik, dan Kaz sejak awal dirilis dalam bentuk 3 dimensi. Ketiganya terlihat begitu cerah dengan efek pewarnaan dan pencahayaan di tubuh mereka. Di luar itu, ekspresi wajah Ato, Nik, dan Kaz terlihat begitu nyata.

"Maskot dan logo itu amat penting dalam sebuah event, setara duta acara itu. Ini ajang besar lho. Asian Games, bukan SEA Games. Maskot dan logo itu sudah sangat usang, bahkan jika harus dibandingkan dengan logo Olimpiade 1980 di Moskow," kata Narpati Awangga, seniman piksel Ruangrupa, kepada detikSport, Selasa (29/12/2015).


(Misha, maskot Olimpiade 1980)

Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi sudah mengungkapkan bahwa maskot Asian Games ini memang kurang menarik. Ia pun menerima segala kritik dan masukan agar ada perbaikan untuk Drawa.

"Masyarakat memberikan komentar tentang maskot ini, mungkin mereka merasa maskot cendrawasih seperti kaku," kata Imam.



(roz/raw)

Hide Ads