Maskot-maskot Indonesia di Multi Event Olahraga: Hanoman, Modo Modi, dan Drawa

Maskot-maskot Indonesia di Multi Event Olahraga: Hanoman, Modo Modi, dan Drawa

Femi Diah - Sport
Rabu, 30 Des 2015 14:00 WIB
Jakarta -

Sebelum Asian Games 2018 sudah berulang kali Indonesia menjadi tuan rumah multi event olahraga. Ada banyak maskot yang sudah diciptakan, namun dalam beberapa kesempatan mereka terkesan kurang dapat perhatian.

Munculnya Drawa sebagai maskot Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang mendapatkan kritikan dari publik. Menilik pengalaman Indonesia menjadi tuan rumah multievent, bukan kali ini saja desain maskot dicibir.

Iwan Iwe, desainer dan kartunis dari Surabaya menyebut semestinya dengan kebangkitan desainer muda Indonesia, maskot Asian Games bisa lebih sip. Pria yang pernah bergelut dengan desain grafis olahraga di salah satu media itu menyayangkan kurang pekanya pemerintah dan Komite Olimpiade Indonesia melihat fenomena itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tahun ke tahun, desain maskot olahraga, terutama multi event, memang kurang bagus. Bisa jadi karena memang bukan penunjukan langsung. Mungkin aturan juga dan sistem peraturannya membuat pemerintah dan KOI tidak leluasa untuk menentukan desainer," kata Iwan.

"Melihat maskot Drawa ini terlihat jadul, kaku pilihan warna juga jelek. Dibandingkan maskot Asian Games China dan Korea jauh sekali. Mereka bisa mencerminkan karakter bangsa. Sementara Drawa hanya memenuhi syarat maskot fabelik tapi tidak bisa menggambarkan dengan baik. Niat untuk Menyampaikan misi maskot itu tertangkap."

"Bukankah sekarang banyak sekali desainer yang bagus? Tidak bisa berpengangan kepada desain yang penting murah dan tidak melanggar aturan lagi," kata dia.

Iwan juga membandingkan maskot-maskot multievent olahraga saat Indonesia menjadi tuan rumah. Dia justru menilai maskot SEA Games 1997 di Jakarta sebagai yang terbaik.

SEA Games 1997 - Hanoman



Hanoman, salah satu karakter wayang Ramayana, dipilih sebagai maskot pada SEA Games 1997 di Jakarta. Desain tersebut dinilai menarik karena lucu dan mengambil cerita legenda Indonesia. Jika melihat tahun pembuatan, desain maskot itu bagus di zamannya. Lebih enerjik.

Asian Beach Games 2008 - Jalak Bali



Jalak Bali dipilih dengan menyesuaikan Bali sebagai tuan rumah Asian Beach Games edisi pertama. Lilitan sarung kotak-kotak hitam putih menambah nuansa Bali. Tapi desain itu dinilai terlalu mencari aman dengan justru menapilkan hewan khas Bai dengan kain Balinya. Posisi badan kaku dan karakternya terlihat seperti binaragawan. Kurang menggambarkan event olahraga pantai. Plihan warnanya kurang berani.

SEA Games 2011 - Modo Modi



Desain maskot gagal menyampaikan maksudnya. Modo modi diambil dari hewan komodo, tapi anehnya malah seperti cicak putih. Pilihan warnanya jelek dan gaya maskot terlalu bergaya menyambut tamu. Kurang menggambarkan semangat tuan rumah.
Β 
Islamic Solidarity 2013 - Tiggy



Pilihan maskot mudah ditebak, harimau Sumatera. Posisi badan kaku masih serupa dengan gaya maskot yang lalu-lalu. Pilihan warna tidak berani: hijau, unsur Islam dan merah, Indonesia. Bisa jadi pembuatan karena terburu-buru.

Asian Games 2018 - Drawa



Drawa dimaksudkan sebagai cederawasih tapi malah tidak mencerminkan binatangnya. Kalau tdiak disaih tahu itu binatang apa orang akan menebak itu hewan lain. Warna yang diilih diambil dari logo Asian games, terlihat di ekornya. Ekspresinya kaku, terlalu datar dan tidak menyenangkan. Pose tidak enerjik.

(fem/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads