Okto Jamin Tak Ada Lagi Keterlambatan Alat ke Olimpiade

Okto Jamin Tak Ada Lagi Keterlambatan Alat ke Olimpiade

Mercy Raya - Sport
Selasa, 05 Jan 2016 15:29 WIB
Okto Jamin Tak Ada Lagi Keterlambatan Alat ke Olimpiade
Jakarta - Berkaca SEA Games dan Asian Games, CdM Olimpiade, Raja Sapta Oktohari, menjamin tak ada lagi keterlambatan peralatan dan perlengkapan. Selain itu, Okto akan mencari sponsor untuk dana tambahan kontingen 'Merah Putih'.

Sejak ditunjuk sebagai Chef de Mission Olimpiade pada November tahun lalu, Okto hanya mempunyai waktu pendek untuk menyiapkan segala kebutuhan tim. Baik manajerial ataupun prestasi.

Peralatan dan perlengkapan latihan-pertandingan menjadi salah satu fokus Okto. Dia tak ingin kasus serupa terjadi lagi dalam masa persiapan Olimpiade. Peralatan dan perlengkapan baru terwujud setelah event usai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€œSaya sudah koordinasi dengan mereka (PB/PP cabor). Kami akan datang beramai-ramai, bersama ofisial, tim dari CdM, dan Satlak Prima. Di sana kami tidak hanya bertemu atlet dan pelatihnya, tapi kami akan catat segala keperluan mereka yang kurang,” kata Okto kepada detikSport, Selasa (5/1/2016).

β€œBirokrasi di Indonesia memang terlalu panjang. Sebagai gambaran ketika multievent-nya besok, barangnya baru keluar. Itu terus saja jadi masalah. Jangakan cabor lain, sepeda pun saat SEA Games Juni kemarin. Eventnya sudah selesai, peralatan baru keluar Desember kemarin.

β€œMakanya mumpung sekarang komunikasi sedang bagus antara Ketum KOI, CdM, Kemenpora, jadi usahakan bicara kepentingan bangsalah. Saya juga akan banyak koordinasi sama Satlak Prima agar mereka bantu dorong juga agar kebutuhan para atlet bisa terpenuhi,” ujarnya.

Selain itu, Okto juga berfokus mencari pendanaan tambahan. Dari perencanaan anggaran, dana untuk kontingen Indonesia ke Rio de Janeiro akan lebih besar ketimbang saat tampil di London yang menghabiskan dana sekitar Rp 40 miliar. Itu tak termasuk anggaran pelatnas.

Dengan besaran nominal itu, Indonesia mematok target dua emas alias 200 persen ketimbang Olimpiade 2012 London. Kala itu, Indonesia tak mendapatkan satupun emas.

"Sponsor ini karena negara tidak membiayai semuanya. Ya, kita dituntut untuk kreatif mencari cara lain,” ucap dia.

(mcy/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads