Kajian Belum Kelar, Rapat Terbatas Hambalang Urung Dilakukan Besok

Kajian Belum Kelar, Rapat Terbatas Hambalang Urung Dilakukan Besok

Mercy Raya - Sport
Senin, 28 Mar 2016 18:03 WIB
Foto: Biro Pers Kepresidenan
Jakarta - Rapat Terbatas (ratas) penindaklanjutan pembangunan Hambalang tak jadi dilangsungkan Selasa (29/3/2016) besok karena kajian yang dilakukan belum kelar.

Demikian hal itu disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Senin (28/3).

"Rencana besok kami akan Ratas, tetapi karena kajian dari oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kemudian dari BPKP juga belum selesai, maka itu kami tunggu audit itu dulu," kata Imam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini pihaknya juga belum bisa memastikan kapan waktu penggantinya. "Belum.. belum pasti (waktunya kapan Ratas)."

Seperti diberitakan sebelumnya, pada bulan ini Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Hambalang bersama Menpora, dan Menteri PU dan Pera Basuki Hadimuljono. Dari hasil tinjauan yang dilakukan, Jokowi belum bisa memutuskan apakah bangunan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional (P3SON) itu akan dilanjutkan, diubah, atau dibiarkan begitu saja. Rencananya hal itu baru akan dibahas pada ratas yang ketika itu diagendakan berlangsung pada hari Selasa besok.

Kementerian PU dan Pera dan Kemenpora sendiri memiliki tugasnya masing-masing. PU mengaudit tingkat kelabilan tanah, sementara Kemenpora ‎dibebankan untuk melihat sejauh mana kerugiannya jika melanjutkan atau tidak melanjutkan pembangunan. Kemenpora juga mengurusi aspek terkait penyelamatan atlet, lalu infrastruktur olahraga maupun sentra dan pendidikan.

‎"‎Yang jelas nanti kami akan melaporkannya semuanya, secara terang benderang, mulai dari proses pertama, sampai terakhir akan kami terangkan. Meski kami tahu KPK juga punya catatan lain. Sebab, pertimbangan kami melihat aset ini harus diselamatkan. Barang sudah ada di depan mata serta pengerjaan sudah 50 persen, dan pemerintah butuh sarana olahraga seperti halnya sekolah- sekolah Ragunan, tetapi untuk sentra nasional butuh tempat pendidikan. Nah di sini menjadi salah poinnya kenapa perlu dilanjutkan," pungkasnya.



(mcy/krs)

Hide Ads