Gowes Puluhan Km dari Karo ke Samosir

Toba Audax (1)

Gowes Puluhan Km dari Karo ke Samosir

Andi Abdullah Sururi - Sport
Kamis, 05 Mei 2016 23:12 WIB
detiksport/andi
Samosir -

Berastagi mungkin tak sedingin dulu, tapi tetap saja udara pagi itu terasa bersih dan sejuk. Sungguh tempat yang cocok untuk mengawali pergowesan panjang nan memikat hati.

Waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB, sebanyak 80 penggiat olahraga sepeda berkumpul di halaman Sinabung Hill resort, Kamis (5/5/2016). Mereka berseragam lengkap, tak kalah dengan tampilan atlet-atlet sepeda profesional. Ada keriuhan di sana, ada semangat yang menyala-nyala di awal hari yang agak mendung itu.

Semangat itu bahkan sudah terpancar sejak sore kemarin, setibanya mereka di resort. Seakan tak merasakan lelah setelah terbang dan mendarat di bandara Kuala Namu, dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama hampir lima jam menuju Berastagi, mereka segera membongkar paket-paket besar yang mereka bawa dari berbagai kota asalnya. Paket-paket itu, yang berisikan sepeda balap, langsung disetel untuk persiapan gowes esok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada keasyikan tersendiri menyaksikan para peserta dalam memasang onderdil-onderdil sepedanya, yang sedikitnya memerlukan waktu 20-30 jam. Ada kebersamaan yang terjalin ketika mereka saling membantu rekannya untuk menyelesaikan perakitan itu.

Mereka adalah para peserta event Toba Audax, yang tahun ini merupakan edisi ketiga. Selama tiga hari berturut-turut mereka akan menjelajah sejauh 375 kilometer dengan kendaraan roda dua berantai tak bermesin. [Baca juga: 3 Hari Bersepeda Kelilingi Danau Toba dan Pulau Samosir]

Mereka bukanlah atlet profesional, tidak pula bersaing memperebutkan trofi kemenangan. Mereka adalah penggila sepeda, penyuka perjalanan, pemburu petualangan, untuk mengarungi alam, mencapai batas kemampuannya masing-masing, untuk kemudian memastikan, apakah seusai finis nanti pantas menyandang predikat "audax" (bahasa latin yang berarti "pemberani").

***



Start dimulai bahkan lebih cepat 15 menit dari yang dijadwalkan, yakni pukul 06.45 WIB. Rute hari pertama berjarak tempuh 88 kilometer. Audax Indonesia selaku panitia, "sengaja" memilih rute yang terbilang tidak terlalu sulit sebagai "pemanasan". Sebab, perjalanan lebih menantang akan terjadi di hari kedua, dan pertarungan terberat sudah terencana untuk hari ketiga.

Dari titik start di resort, peserta mengarah ke tengah kota Berastagi, di dataran tinggi Karo yang subur dan sejuk, dengan ketinggian 1.400 di atas permukaan laut (dpl). Trek yang dilalui umumnya datar dan lurus, dengan kondisi jalan aspal yang cukup baik walaupun tidak terlalu lebar, cukup ramai dengan lalu lintas dua lanjur. Jalur demikian terus sampai Kabanjahe, Tiga Panah, dan Merek, di mana terdapat pos minum pertama.



"Pit stop" tersebut berlokasi di halaman Villa Jawak, yang di sekelilingnya terdapat kebun jeruk. Menurut sang pemilik, kebun jeruknya baru sebulan lalu dipanen dan menghasilkan 10 ton dari hanya 300 pohon.

"Ini jeruk-jeruk yang biasa dikirim ke Jakarta," kata Juniati, atau lebih dikenal dengan panggilan Ibu Jawak, sang tuan rumah.

Ya, Karo adalah kabupaten penghasil sayur-mayur dan buah-buahan. Tak heran jika di sepanjang perjalanan mudah dijumpai kebun-kebun nan luas. Tanahnya subur berkat abu vulkanik yang diwariskan gunung-gunung yang terdapat di sana, termasuk dua merapi yang masih aktif, yaitu Gunung Sinabung (2.412 meter dpl) dan Gunung Sibayak (2.172 meter dpl). Tak heran pula jika iklim di daerah ini sejuk. Saat peserta mengambil pit stop pertama sekitar pukul 8.15 WIB, suhu tercatat masih 20 derajat celcius.



***

Setengah jam istirahat, para peserta melanjutkan pergowesan ke arah tenggara, singgah ke Kabupaten Simalungun. Sampai Saribu Dolok, trek masih mirip-mirip, lurus dan landai. Barulah setelah masuk Simarjarunjung, kondisi sedikit berbeda. Banyak jalan yang rusak, lebarnya pun lebih sempit. Di sini para peserta mulai melintasi daerah hutan dari bukit-bukit di kiri kanan jalan. Trek mulai naik turun walaupun tidak terlalu panjang dan cukup banyak kelokan.

Rute yang lebih sulit itu dibayar oleh panorama yang sudah dinanti-nantikan. Makin ke atas, makin tampaklah Danau Loba di sisi kanan. Danau raksasa yang keindahannya sudah lama dikenal dunia. Pada beberapa titik, para peserta menghentikan gowesnya untuk berfoto-foto.





Di Bukit Simarjarunjung pula tempat istirahat kedua. Di tempat terbuka dengan hamparan rerumputan nan hijau, para peserta mengaso sembari santap berat. Di sini mereka mengisi perut, mengendurkan otot-ototnya, menyetel ulang sepedanya – dan tentu saja berfoto-foto -- selama sekitar satu jam, sebelum melanjutkan perjalanan pada pukul 11.

Satu setengah jam berikutnya trek yang dilalui masih beraspal tak mulus, dengan sejumlah tanjakan dan turunan yang tidak terlalu menyusahkan, gereja-geraja dan makan di atas bukit, dan tetap dengan pemandangan Danau Toba di sebelah kanan.

Pergowesan berakhir di Tigaras, tempat penyeberangan menuju Pulau Samosir. Rombongan biker diangkut dengan kapal penumpang ukuran sedang beserta sepeda-sepeda mereka, sedangkan mobil-mobil pengiring termasuk voorijder menggunakan kapal ferry.



[Lihat galeri foto selengkapnya di sini]

Di tempat ini, setelah mengayuh pedal selama enam jam, para peserta seperti tak sabar untuk segera memenuhi panggilan Samosir di kejauhan. Sayangnya, cuaca agak mendung dan awan yang melayang turun sedikit mengaburkan sedikit pandangan menuju seberang.

Kapal yang telah disewa oleh panitia itu melaju tak kencang, seolah-lah sengaja memberi banyak waktu kepada setiap penumpangnya untuk menikmati riak-riak Danau Toba dan segenap keindahan perbukitan di samping dan belakang, dan tentu saja apa yang dituju depan.

Hujan kecil sempat turun di tengah danau, dan hujan selalu punya alasan untuk mengubah drama. Dalam keadaan seperti itu, sambil duduk-duduk menikmati perjalanan, rasa-rasanya tak ada waktu yang lebih sempurna lagi untuk rileks setelah bergowes puluhan kilometer.

Penyeberangan menuju Pulau Samosir berakhir dalam 50 menit. Kapal yang ditumpangi para peserta mendarat di pantai resort Toledo Inn, di Kelurahan Tuktuk Siadong, tempat mereka akan menghabiskan sisa hari sebelum melanjutkan gowes hari kedua yang lebih berat -- mengelilingi pulau nan eksotis ini sepanjang 142 km, dari pagi hingga sore.



"Hari ini lebih banyak turunan ketimbang tanjakannya. Tapi, walaupun tanjangannya tidak terlalu panjang, tapi gradiennya lumayan," ujar Mustaqim Lubis, biker asal Medan berusia 25 tahun, yang ditunjuk sebagai route captain.

"Boleh dibilang, ini adalah pemanasan untuk hari kedua dan ketiga. Besok diperkirakan sudah tanjakan dari start. Tapi beratnya cuma di awal, karena habis itu kita akan lebih menikmati karena sisanya trek lurus dan menurun. Hari ketiga yang paling berat. Senangnya di awal, setelah itu habis-habisan di akhir. Ibaratnya, berenang-renang ke tepian dulu, lalu berakit-rakit ke hulu," tambahnya.

Hmm, seperti apa ya kira-kira rutenya nanti? Ikuti terus catatan perjalanan, eh, pergowesan ini.

(a2s/rin)

Hide Ads