13 lifter itu adalah Jadi Setyadi (56kg), M. Furkon (56kg), M. Hasti (62kg), Ketut Ariana (69kg), Deni (69kg), Triyatno (77kg), Imam Jamaluddin (85kg), Eko Yuli Irawan (62kg), Sri Wahyuni (48kg), Lisa Setyawati (48kg), Sarah Anggraeni (58kg), Sinta Darmariani (63kg) dan Dewi Syahfitri (53kg).
Indonesia telah memastikan akan mengirim tujuh lifternya ke Olimpiade 2016 setelah berhasil tampil oke pada Kejuaraan Dunia di Houston, Amerika Serikat, 20-28 November 2015. Walaupun di kejuaraan tersebut lifter Indonesia tidak meraih medali, tapi pencapaian mereka sudah memenuhi syarat untuk tampil di Olimpiade tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun sebagai bahan pertimbangan, lifter tak hanya dilihat dari hasil simulasi saja. Tetapi juga dinilai dari perkembangan latihannya sejak persiapan Olimpiade, uji coba saat di Uzbekistan (Kejuaraan Angkat Besi Asia), serta peluang nomor danΒ pengalaman atlet di Olimpiade
"Ya kita lihat saja nanti siapa yang paling terbaik. Nanti setelah itu, sekitar tanggal 6 atau 7 Juni baru akan kami umumkan karena saya harus berdiskusi juga dengan pengurus PABBSI yang lain,Β juga pelatih," kata Alamsyah ketika dihubungi detikSport, Jumat (13/5/2016). Β
Setelah terpilih tujuh lifter terbaik, rencananya PABBSI akan mengirimkan atletnya ke Cape Town, Afrika Selatan, 8 Juli 2016. Keberangkatan mereka ke Afrika Selatan untuk training camp di sana.
Sehubungan dengan itu, Alamsyah masih khawatir dengan tempat latihan yang digunakannya sekarang.
Pasalnya, angkat besi terpaksa harus pindah sementara karena tempat latihannya yang berada di kawasan Gelora Bung Karno akan direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Renovasi ini menjadi salah satu bentuk persiapan GBK menuju Asian Games 2018. Sebagai catatan, ini tidak berlaku untuk tempat latihan angkat besi saja, tapi seluruh kawasan GBK akan disterilkan.
Dari imbauan yang tertera di surat dan diterima PB PABBSI, pengurus dan atlet harus segera angkat kaki karena akan ada pemagaran. PABBSI belum bisa pindah karena atlet masih persiapan menuju Olimpiade, dan akan menghabiskan waktu dan tenaga (tanggung) jika harus pindah, toh mereka juga akan berangkat menuju Cape Town.
"Surat imbauan pindah sudah lama kami terima. Cuma bilangnya kan 1 Mei harus cabut, tapi kami tidak ingin pindah karena masih latihan," katanya.
Dijelaskan Alamsyah, bahwa pihaknya telah berkirim surat kepada Kementerian Sekretaris Negara untuk meminta perpanjangan waktu masa pakai hingga 8 Juli. Alasannya, di tanggal itu lifter Indonesia akan bertolak ke Cape Town, Afrika Selatan. Namun hingga sekarang belum ada balasan.
"Ya kan tanggung, kasian juga anak-anak kalau sampai pindah. Merasa kehilangan tempat latihan yang sudah nyaman itu bahaya loh," ujarnya.
"Sampai saat ini saya belum pikirkan (kalau memang terpaksa harus pindah), karena saya inginnya di Senayan," tukas dia. (mcy/din)











































