Pada ajang yang diadakan di Luzern, Swiss, 22-23 Mei 2016 tersebut, tim dayung Indonesia yang beranggotakan Ferdansyah, Hadid Tanzil, Ihram, dan Isadi Ardi, hanya finis di tempat ketiga di babak repechage (pengulangan) nomor LMre4 (empat pedayung putra), di kelas ringan nomor 2.000 meter.
Peringkat ketiga tidak cukup untuk meloloskan mereka ke final, sebab jatah untuk dua tim terdepan, yang diraih Spanyol dan Jepang. Catatan waktu Ferdansyah dkk. sendiri adalah 6 menit 15,86 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil ketua umum (demisioner) Pengurus Besar (PB) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (ODSI), Budiman Setiawan, tetap mengapresiasi penampilan timnya di Swiss.
"Saya pikir ini pencapaian yang sangat baik. Bisa menembus semifinal itu sudah cukup bagus, sekali apalagi mereka bersaing dengan wakil dari negara-negara eropa," kata Budiman, dalam rilis yang diterima detikSport, Selasa (24/5/2016).
"PB PODSI bersama Satlak Prima akan terus berupaya meningkatkan High Performance Programme ini," tambahnya.
Dengan demikian Indonesia meloloskan dua atlet dayungnya ke Rio de Janeiro, yaitu La Memo dan Dewi Yuliawati di nomor single sculls putra (M1X) dan W1X. Mereka memperoleh tiket tersebut lewat Kejuaraan Dayung Asia-Oceania.
"Mereka sudah berusaha maksimal dan usia mereka masih muda. Apa yang mereka peroleh menjadi bahan untuk event berikutnya," demikian komentar Chef de Mission Olimpiade untuk Indonesia, Raja Sapta Oktohari, ketika dihubungi terpisah.
(mcy/a2s)