Momen dalam foto tersebut terjadi saat Ali dan Liston bertarung di Amerika Serikat pada 25 Mei 1965. Itu merupakan rematch mereka, setelah setahun sebelumnya Ali memenangi pertarungan dengan technical decision.
Kemenangan atas Liston di laga pertama memberi Ali gelar juara dunia kelas berat. Ali, yang ketika itu masih memakai nama Cassius Clay, meraih kemenangan di ronde enam dari 15 ronde yang dijadwalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke rematch dengan Liston, pertarungan jilid kedua mereka ternyata berlangsung lebih singkat. Ali meraih kemenangan KO di ronde pertama. Tepatnya saat duel baru berjalan dua menit dan 12 detik.
Ali memulai duel tersebut dengan banyak menari mengelilingi ring. Mengandalkan kakinya yang lincah dan kecepatan tangannya, Ali lebih banyak menghindar dan menunggu. Hal mana berseberangan dengan Liston, yang terlihat sangat agresif dengan terus merangsek masuk dan mencoba melepaskan banyak pukulan.
Namun begitu, pukulan-pukulan Liston banyak yang menerpa angin. Sampai kemudian datang momen itu, pada pertengahan ronde pertama.
Liston melepaskan jab kiri yang gagal mengenai sasaran, Ali bereaksi cepat dengan mengayunkan tangan kanannya. Pukulan Ali masuk mengenai dagu Liston dan langsung membuat lawannya itu tumbang.
Bukannya berjalan menuju sudut ring, Ali justru mendekati Liston yang sedang terkapar di atas kanvas. Pada momen itulah foto tersebut diambil.
"Bangun dan bertarunglah, bodoh!" teriak Ali berdiri di samping Liston yang tengah kepayahan.
Liston kemudian mencoba bangkit, tapi dia tak mampu melakukannya dan justru kembali jatuh terkapar. Ali yang sempat berjalan ke sudut ring sudah mulai merayakan kemenangannya dengan berlari mengitari lawannya itu sambil mengangkat tangannya dan melompat-lompat.
Pertarungan kemudian dilanjutkan. Tapi tak berlangsung lama karena Ali terus melepaskan pukulan tanpa bisa dibalas Liston, sampai akhirnya wasit menyatakan laga tak bisa dilanjutkan.
Kontroversi dan Tudingan Pengaturan Pertarungan
Laga yang berakhir dini itu kemudian mencuatkan isu tak sedap kalau hasilnya sudah diatur. Beberapa penonton yang datang dan menyaksikan langsung duel menganggap pukulan Ali sebenarnya tak sekeras itu mengenai Liston. Karena itulah kemudian muncul istilah 'The Phantom Punch', alias pukulan hantu.
Pertarungan kedua ini pun kemudian dianggap berakhir dengan kontroversial, sama seperti pertarungan pertama mereka. Kemenangan Ali atas Liston, yang ketika itu berstatus juara bertahan, dianggap telah diatur.
Apa komentar Ali soal tudingan tak enak atas kemenangannya itu? Untuk menepis istilah The Phantom Punch, Ali menyebut pukulan penentu kemenangannya itu sebagai 'The Anchor Punch'.
"Bukankah saya sudah katakan kalau saya punya kejutan, dan jika saya katakan kejutan yang saya punya Anda tidak akan datang ke pertarungan ini," cetus Ali di atas ring.
Namun, Ali sendiri diyakini tidak yakin kalau pukulannya benar-benar mengenai Liston dan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap hasil laga. Dari rekaman pertarungan diyakini kalau Ali sempat mengajukan pertanyaan pada timnya 'Apakah pukulan saya mengenai dia?"
Belakangan baru diketahui, melalui analisa tayangan lambat televisi, kalau pukulan Ali tersebut memang masuk mengenai sasaran.
(din/raw)