Indonesia Terbuka yang dihelat di Istora pada pekan lalu mencatatkan hasil kurang menggembirakan bagi para wakil tuan rumah. Tiga ganda yang dijagokan menjadi juara, Tontowi Ahmda/Liliyana Natsir, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, tumbang di babak kedua.
Owi/Liliyana malah tampil lebih buruk di turnamen berikutnya, Australia Terbuka. Mereka dikalahkan pasangan nonunggulan asal Denmark, Anders Skaarup Rasmussen/Maiken Fruergaard di babak pertama. Hasil-hasil kurang sip itu belum membuat kontingen Indonesia kehilangan kepercayaan diri untuk mengembalikan tradisi emas dari cabang olahraga bulutangkis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia mendapatkan tambahan satu atlet lagi yaitu pebalap BMX Indonesia, Toni Syarifudin. Jatah itu diperoleeh setelah Indonesia mengisi kuota kualifikasi Brasil yang otomatis menggenggam tiket Olimpiade dengan status tuan rumah.
"Di olahraga itu kan banyak kejutan ada kalah dan menang. Kejutan (di Olimpiade) pasti akan muncul di sana, dan semoga kejutan yang datang ke tanah air adalah kejutan baik," kata Imam kepada detikSport, di Gedung MPR-DPR RI, pada Rabu (8/6/2016).
"Mereka (para atlet) sudah berusaha. Semua cabang olahraga dan atlet Indonesia sudah berusaha untuk masuk ke kualifikasi Olimpiade, tetapi hasilnya seperti itu maka yang ada ini harus dimaksimalkan.
"Yang penting sekarang adalah kita support mereka dengan moral. Kami juga sudah siapkan seluruh perangkat untuk melepas mereka dengan gegap gempita untuk merah putih ini sehingga sepulangnya ke tanah air bisa memberikan kabar baik bagi seluruh bangsa ini," ucap dia.
(mcy/fem)











































