Yang wajib dibawa Deni adalah perlengkapan untuk tanding dan latihan, seperti weightlifting suits, sepatu, gesper, serta kebutuhan lainnya. Atlet asal Jawa Barat ini juga berencana membawa pernak-pernik dari Indonesia untuk dibagikan kepada atlet dari negara lain.
"Sebenarnya sudah ada disiapkan pin, tapi itu dibagikan hanya 20-30 buah saja. Makanya saya berencana mau bawa pernik lainnya seperti gantungan kunci bentuk Monas, atau hal-hal yang mencirikan Indonesia. Ya, supaya mereka tahu Indonesia," ungkap Deni kepada detikSport, Jumat (24/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kalau jalan jauh yang ada di dalam tas adalah makanan camilan karena di pesawat biasanya porsi yang diberikan lebih sedikit, sedangkan perjalanan kita 'kan panjang. Jadi harus tahu mengakalinya seperti apa," kata Deni.
"Banyak jenis camilannya, tapi yang paling wajib itu roti dan coklat. Itu lumayan buat ganjal di pesawat," katanya.
Deni menjadi salah satu dari tujuh atlet yang ditunjuk PB PABBSI untuk berangkat ke Olimpiade Rio de Janeiro pada 5-21 Agustus mendatang. Selain Deni, ada Eko Yuli Irawan, Triyatno, M. Hasbi, I Ketut Ariana, Sri Wahyuni, dan Dewi Safitri. Mereka berhasil mengisi kuota tujuh atlet yang didapat angkat besi Indonesia, setelah mereka mengikuti seleksi pada 4 Juni lalu.
Di kelas 69 kg, Deni masih harus bersaing dengan rekan-rekannya yaitu Triyatno dan I Ketut Ariana. Untuk diketahui, setiap negara hanya diperbolehkan menurunkan dua atlet dalam satu kelas yang sama. Padahal, PB PABBSI punya tiga atlet di kelas 69 kg, sementara di kelas 77 kg belum diputuskan.
"Wah, kalau saya pribadi tanding di kelas mana saja ayo. Cuma mengejar berat badan saya yang sulit. Saat ini saja saya masih harus mengejar 3 kg untuk bisa main di kelas 69 kg. Sekarang berat saya masih 67 kg. Makanya daripada kejar berat badan lebih baik angkatan, biar tetap di 69 kg. Jadi kalau latihan kemarin masih biasa-biasa, sekarang harus sudah jungkir balik," kata Deni. (mcy/mfi)











































