"Olimpiade ini kan tinggal sebulan jadi tidak banyak yang bisa kita lakukan dalam program latihannya. Paling mungkin adalah me-mantain perfoma dia sekarang, sambil menganalisa kelemahan dia. Kebetulan minggu lalu baru pulang dari Thailand Open jadi itu yang kami coba evaluasi," kata Agus saat dihubungi wartawan pada Senin (18/7/2016).
Sudirman terpilih menjadi salah satu wakil Indonesia di cabang atletik menjelang dihelatnya Olimpiade Rio de Janeiro 5 Agustus 2016. Ia terpilih setelah pelari maraton Agus Prayogo gagal lolos kualifikasi limit Olimpiade di Gold Coast, Australia, 3 Juli lalu. Alhasil, Federasi Atletik Internasional (IAAF) pun memberikan jatah kuota putra kepada Indonesia. Memanfaatkan jatah itu, PB PASI mengajukan pelari 100 meter yang masih berusia 20 tahun, Sudirman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagipula kalau PB PASI kalau menunjuk atlet yang akan menerima wildcard biasanya atlet junior dibanding senior. Jadi saya sih tidak terlau inilah (kaget) mengingat prestasi dia bagus. Dia pegang rekor junior, beberapa kejurnas dia bisa."
Menyoal target, Agus sendiri tidak terlalu mematok tinggi. Ia hanya ingin Sudirman bisa memperbaiki catatan waktu yang pernah ditorehkannya 10,41 detik saat tampil di Jateng Open 2016. "Karena agak sulit lomba di tempat cukup jauh dengan event sebesar ini. Sangat jarang sekali atlet bisa perbaiki prestasi di sana. Ini tentu tantangan buat kami untuk bisa membuktikan bahwa atlet kita dalam event besar, berada di tempat jauh, minimal dia bisa perbaiki catan waktu," kata Agus.
Beruntung, kata dia, Sudirman tipe fighter (pejuang). Sehingga dia percaya atletnya mampu memberikan hasil terbaik. "Setelah saya katakan kalau dia masuk Olimpiade dia begitu senang, tidak terbesit di dalam dirinya keraguan ataupun takut. Makanya kalau dari segi mental saya tidak ragu dengan dia. Dia atlet yang sangat fight. Satu contoh, saat bertanding di Thailand Open saja, dengan persiapan yang terganggu Ramadan, namun dia masih tampil cukup baik," pungkasnya. (mcy/din)