'Jangan Lupa Lari untuk Bersenang-senang di MILO Jakarta International 10K'

Jakarta - Para kontestan MILO Jakarta International 10K telah memasuki fase persiapan akhir. Kontestan pun diingatkan tidak stres karena melupakan kesenangan berlari.

Saran tersebut dilontarkan oleh Fahmi Fahrezzi, instruktur fitness yang juga dosen Universitas Negeri Jakarta sekaligus pelatih atlet nasional Dedeh Erawati.

"Jangan sampai mau lari justru stres. Jangan lupa, buat para penghobi, tujuan lari adalah fun, bersenang-senang, jadi nikmati saja," kata Fahmi dalam obrolan dengan detikSport.

Setelah menyelesaikan persiapan umum dan merampungkan fase spesifik, para pelari sudah tinggal menyelesaikan fase akhir. Berlatih dalam volume rendah, sudah tidak lagi melahap latihan jarak jauh, dan tidak terlalu cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latihan jenis ini dipilih agar pelari tak kelelahan saat menjalani perlombaan pada Minggu, 24 Juli di kawasan Kuningan itu. Jangan sampai sebaliknya, masih menambah porsi latihan karena masih saja merasa kurang.

Selain itu masih ada beberapa poin penting yang dianjurkan Fahmi yang juga pelatih atlet lari gawang, Dedeh Erawati itu untuk para peserta MILO Jakarta International 10K.

Sebaiknya Dihindari

1. Menambah porsi latihan di hari-hari terakhir persiapan. Pelari merasa latihannya kurang jadi malah menambah program latihan seiring makin dekatnya perlombaan. Para pelari harus percaya diri dengan latihan yang sudah dilakoninya.

2. Menambah intensitas latihan. Ya, tak perlu juga tidak perlu ditambah. Lagi-lagi karena dikhawatirkan kelelahan saat perlombaan.

3. Stres memikirkan catatan waktu. Menurut Fahmi, sifat kompetitif para penghobi muncul seiring makin seringnya berlatih. Mereka akan senang jika catatan waktunya makin pendek dalam jarak tempuh yang sama. Dengan begitu bukan tidak mungkin, para pelari akan merasakan tekanan tinggi semakin mendekati hari H.

4. Berambisi untuk untuk berlari lebih bagus. Boleh-boleh saja berambisi untuk berlari lebih cepat, tapi jangan sampai terburu nafsu dan tak sesuai dengan porsi latihan. Apalagi terlalu ngotot untuk mengejar rombongan terdepan.

5. Pilih topi yang tebal dan tidak terlalu rapat. Pemilihan topi yang terlalu tebal memang melindungi dari sinar matahari tapi di sisi lain suplai oksigen akan tipis. Sebaiknya memilih topi yang bahannya lembut dan tembus udara, biar oksigen yang ke kepala cukup. Sepatu jangan terlalu berat dan lembut sehingga bisa meredam tekanan badan.

6. Makan lemak dan daging. Pilihan itu kurang tepat karena lemak dan daging bisa mengganggu proses pencernaan. Sebab, proses pengolahan di dalam saluran pencernaan agak lama. Selain itu hindari juga makanan berminyak, goreng-gorengan, pedas, lemak. Setidaknya sejak satu atau dua hari sebelumnya.

Sebaiknya Dilakukan

1. Jaga makan yang cukup dan batasi makanan serat. Lari itu butuh energi, sehingga masing-masing pelari harus mengetahui kebutuhan makanannya masing-masing sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Melakukan simulasi tidur. Karena masing-masing personal porsi tidurnya berbeda, setiap pelari bisa memulai tidur pada jam yang berbeda tapi harus bangun pagi untuk bersiap di tempat pertandingan setidaknya satu jam sebelum perlombaan.

3. Pemulihan kondisi sudah dimulai sejak lima hari sebelum perlombaan. Kalau masih berlatih keras sampai saat ini, pemulihan bisa dilakukan dengan kompres dan stretching.

4. Harus memahami kebutuhan sendiri. Misalnya jika tak tahan dengan kerumunan orang banyak maka sebaiknya sudah menyiapkan antisipasi sendiri. Bisa dengan mengenakan kacamata dan mengenakan earphone. Setidaknya bisa mengalihkan ketakutan menjadi kepercayaan diri.

5. Menaikkan rasa nyaman. Caranya dengan menikmati lari yang akan dijalani sesuai porsi latihan. Nah, karena lari ini sifatnya fun, karena mereka bukanlah atlet maka jangan sampai unsur fun-nya hilang. Nanti imbas jangka panjangnya malah suasana hati menjadi buruk dan tidak mau berlari lagi karena waswas catatan waktunya jelek.

6. Kalau memungkinkan ada orang lain yang mengontrol lari per kilo. Sebab, biasanya setelah lari 5 kilometer kontrol tubuh mulai berkurang sehingga terpantau naik dan turunnya penampilan, bentuk larinya berbeda atau tidak, masih kuat atau sudah capek.

Selain itu, Fahmi mengingatkan agar para pelari tak kapok untuk berlari di acara itu. Bahkan dia menyarankan kalau mulai senang berlari agar mereka memperbaiki kekurangan masing-masing, Utamanya soal teknik lari.