"Bayangkankan sebuah tempat seluas dua lapangan sepakbola, dengan banyak sekali makanan yang bisa dimakan, gratis, dan tersedia 24 jam setiap harinya."
Klaimat itu diucapkan Jeni Pearce, ahli nutrisi kontingen Selandia Baru, saat diminta untuk mendeskripsikan dining hall di kampung atlet Olimpiade 2016 Rio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari awal sampai akhir, dining hall di Rio itu akan menjadi menampung 17 ribu atlet dan ofisial olimpiade. Setiap harinya disediakan 60 ribu porsi makanan yang terbuat dari 210 kilogram bahan. Untuk memenuhinya disediakan 4 juta piring biodegradable sepanjang olimpiade. Para atlet dimanjakan dengan berbagai menu makanan.
Menurut laporan Stuff setiap makan malam akan tersedia lima menu yang berbeda: ala Brasil, Asia, internasional, pasta dan pizza, dan makanan halal dan kosher. Bahkan, sayuran fermentasi khas Korea alias kimchi juga tersedia.
Selain itu, dining hall menawarkan 40 macam buah khas Brasil , seperti jambu monyet, acai berry, belimbing, kesemak, jambu dan markisa. Bisa dalam bentuk buah segar ataupun yang sudah menjadi juice.
Begitu pula untuk sarapan. Ada sarapan khas beberapa negara yang akan disajikan. Misalnya, sarapan di Jepang yang biasanya ada nasi, sup miso, ikan dan lainnya. Juga menu khas Brasil berupa nasi dengan kacang hitamnya.
Menu makanan yang disediakan di dining hall itu sudah diuji coba sebelumnya. Direktur Bagian Dapur Olimpiade, Marcello Cordeiro, menyebut menguji 20 makanan berbeda setiap harinya sampai olimpiade benar-benar bergulir.
Selama bekerja untuk memenuhi kebutuhan di olimpiade ini, dia dibantu 20 chef, sebagian didatangkan dari luar Brasil. Tak cuma soal menu diet yang menjadi perhatiannya. Makanan yang disiapkan di dining hall itu harus terjamin bebas steroid atau doping.
"Untuk memastikan makanan kami bebas steroid dan bahan kimia lainnya maka pemasok bahan makanan itu harus memiliki sertifikat dari badan makanan dan obat nasional," kata Corderio.
Yang menyenangkan makan di dining hall itu semua makanan gratis, tidak dihitung per kilo seperti di restoran-restoran di Brasil.
Aturan lain yang perlu diingat oleh atlet dan ofisial manapun adalah mereka dilarang membawa makanan dari luar dining hall.
Namun sejauh ini pengalaman tim Indonesia, belum menyajikan kuliner yang amat Indonesia. Para ofisial sampai perlu memasok makanan buat ofisial dan atlet yang yang tak terbiasa makan makanan yang asing di lidah.
"Iya, kami membawa koki di posko Indonesia (di luar kampung atlet). Selama latihan para atlet yang ingin makan pasokan kami makan di mobil karena makanan yg disiapkan di dining hall hanya roti dingin. Kami mengantisipasi dengan mengirimkan makanan untuk atlet dan ofisial," kata Chef de Mision kontingen Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
(fem/din)











































