Perak dan Perunggu Sudah, Saatnya Angkat Besi Cetak Emas di Rio

Olimpiade 2016

Perak dan Perunggu Sudah, Saatnya Angkat Besi Cetak Emas di Rio

Mercy Raya - Sport
Rabu, 03 Agu 2016 16:07 WIB
Foto: detikcom/Rengga Sancaya
Jakarta - Angkat besi konsisten menyumbangkan medali di Olimpiade. Apakah kini di Rio de Janeiro menjadi saat yang tepat bagi angkat besi untuk menyumbangkan medali emas?

Kala bulutangkis terpuruk di Olimpiade London 2012 London--tanpa medali dan mendapatkan kartu hitam di nomor ganda putri--angkat besi menjadi penyelamat Indonesia. Lewat Triyatno dan Eko Yuli Irawan, Indonesia meraih satu perak dan satu perunggu.

Kini di Rio, Triyatno dan Eko Yuli kembali menjadi tumpuan. Triyatno yang akan turun di kelas 69 kg dan Eko Yuli di kelas 62 kg sudah berada di Brasil bersama lima lifter 'Merah Putih' lainnya: M. Hasbi (62 kg), I Ketut Iriana (69kg), Deni (77kg), Sri Wahyuni (48kg), dan Dewi Safitri (53kg).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko Yuli dan Triyatno akan tampil pada Olimpiade ketiga mereka. Saat tampil di Beijing 2008, Eko Yuli juga meraih medali perunggu di kelas 56kg. Sementara Triyatno merupakan peraih medali perunggu di Beijing 2008 pada kelas 69 kg.

Rangkaian persiapan para lifter cukup meyakinkan. Setelah menjalani pelatnas di Jakarta, Eko Yuli dkk menjalani latihan di Cape Town, Afrika Selatan selama sepuluh hari.

Manajer tim angkat besi, Alamsyah, mengatakan TC di Cape Town itu untuk mengantisipasi jetlag para lifter. "Selain itu kami bisa memperbaiki teknik-teknik mereka yang salah, meningkatkan power mereka, memperbaiki nutrisi," kata Alamsyah.

Perlombaan angkat besi akan dimulai 6 Agustus dan akan dibagi menjadi dua grup. Grup A dan Grup B. Khusus kelas 62 kg, akan dimulai keesokan harinya.

Menilik lawan-lawan yang akan dihadapi, Eko Yuli akan kembali menghadapi tantangan berat dari Chen Lijun. Lifter asal China itu merupakan pemegang rekor dunia dengan total angkatannya 333 kg saat tampil di Houston, 22 November 2015.

Baca juga: Ayo, Bawa Pulang Emas dari Rio!

Selain itu ada Oscar Albeiro Figueroa (Kolombia) sebagai pemegang rekor Olimpiade clean and jerk. Figuero mencatatkan total angkatan clean and jerk Oscar 177 kg yang didapatkan saat tampil di London, 30 Juli 2012.

Triyatno mempunyai potensi lebih besar untuk memperbaiki medali yang pernah diraihnya. Triyatno yang turun di kelas 69 kg akan saling bahu membahu dengan I Ketut Iriana. Selain itu, tiga musuh bebuyutannya, pemegang rekor dunia lifter China Liao Hui, peraih medali emas Olimpiade London 2012 Lin Qingfeng, dan peraih perunggu Olimpaide 2012 di kelas yang sama Razvan Martin (RUmania) tak akan tampil.

Dengan pengalaman dua kali olimpiade, Triyatno lebih percaya diri kini. Dia berfokus kepada diri sendiri.

"Alhamdullilah, saya tidak lagi merasa nervous karena sudah dua kali masuk di Olimpiade. Insyallah yang ketiga ini tidak gugup. Yang penting fokus ke total angkatan saja, karena pesaing berat masih tetap di China," kata Triyatno.

"Soal medali masalah belakangan. Yang penting bisa tampil dan dilihat banyak orang, karena ini pesta olahraga akbar, tentunya merasa bangga. Saya akan melakukan yang terbaik. Target pribadi saya tentu saja bisa dapat medali," ungkap Triyatno yang berusia 28 tahun itu.

Sementara itu, untuk kelas 48 kg dan 53 kg, dan 77 kg, Alamsyah tidak menutup diri atas kans yang bisa saja menjadi kuda hitam. Di kelas 48 kg, Indonesia menempatkan Sri Wahyuni. Jika mulus, Sri bisa akan menghadapi lifter peraih medali perak London 2012 London, Hiromi Miyake dari Jepang.

"Tetapi kita juga harus lihat beberapa muka baru yang mungkin bisa jadi kuda hitam dalam Olimpiade di Rio ini," kata Alamsyah.

Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Olimpiade, cabang angkat besi memang belum sekalipun pernah menyumbang emas. Namun, cabang ini menjadi penyumbang medali kedua terbanyak yaitu delapan medali, dengan rincian tiga perak dan lima perunggu.

Medali perak pertama diberikan oleh Raema Lisa Rumbewas di Olimpiade Sydned 2000 di kelas 48 kg putri. Di tahun dan kelas yang sama, medali perunggu juga diperoleh Sri Indriyani, berikutnya lifter Winarni binti Slamet meraih medali perunggu di kelas 53 kg.

Setelah itu, angkat besi konsisten menyumbangkan medali untuk Indonesia hingga Olimpiade 2012 London. Apakah Olimpiade 2016 akan jadi tahun emas bagi lifter Indonesia?

(mcy/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads