Sri Wahyuni, yang baru pertama kali tampil di Olimpiade, menandai debutnya dengan medali perak nomor 48 kg. Itu sekaligus menjadi medali pertama Indonesia di Olimpiade kali ini dan yang ke-28 sepanjang sejarah keikutsertaan 'Merah Putih' di ajang tersebut.
[Baca juga: Sri Wahyuni Datang ke Olimpiade, Beraksi, dan Langsung Dapat Medali]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angkat Besi menyumbang medali Olimpiade pertamanya buat Indonesia lewat pencapaian atlet putri Papua, Lisa Rumbewas, yang menyabet perak nomor 48 kg pada Olimpiade Sydney tahun 2000. Ada pula perunggu dari Sri Indriyani (putri 48 kg) dan Winarni (putri 53 kg).
Empat tahun kemudian dalam Olimpiade Athena tahun 2004, Lisa Rumbewas kembali unjuk gigi dengan meraih medali perak ketika beraksi di nomor 53 kg.
Di tahun 2008, saat Olimpiade dihelat di Beijing giliran dua atlet putra, Eko Yuli Irawan (56 kg) dan Triyatno (62 kg), yang menambah koleksi medali perak persembahan angkat besi buat Indonesia.
Tradisi medali dari angkat besi terjaga dalam Olimpiade 2012 di London. Triyatno menyabet perak nomor 69 kg, sedangkan Eko Yuli meraih perunggu nomor 62 kg.
Tahun ini, tentu saja, ada Sri Wahyuni yang sudah memastikan tradisi itu tidak terhenti. Peluang Angkat Besi menambah sumbangan medalinya pun masih terbuka lebar mengingat di Olimpiade kali ini Indonesia mengirimkan total tujuh atlet angkat besi yakni Sri Wahyuni, Dewi Safitri, Eko Yuli, Triyatno, M. Hasbi, Deni, dan I Ketut Ariana--saat ini baru Sri Wahyuni yang bertanding.
(krs/rin)











































