.webp)
Lifter Eko Yuli Irawan berhasil meraih medali perak di Olimpiade 2016. Meski hasil itu disyukuri, ada sedikit penyesalan karena Eko harusnya bisa lebih baik.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Rosan P Roesnali, usai Eko berhasil mencatatkan total angkatan 312 kg di Riocentro Pavilion 2, Rio de Janeiro, Selasa (9/8/2016).
Total angkatan Eko tersebut tak mampu menyaingi total angkatan lawannya asal Ekuador, Oscar Albeiro Figueora Mosquera, yang mencatatkan 318 kg. Di posisi ketiga ada lifter asal Kazahkstan Farkhad Kharki dengan 305 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 |
Sayangnya capaian Eko Yuli ini meleset dari target emas yang dibebankan kepadanya. Meski demikian, Rosan tetap mengapresiasi tinggi pencapaian Eko Yuli tersebut.
"Kami bersyukur (sejauh ini) mendapat 2 perak dari angkat besi. Ini sudah yang terbaik walaupun sebenarnya Eko targetnya emas. Tetapi kami, PB PABBSI, sangat mengapresiasi jerih payah semua lifter yang tampil di Olimpiade. Mungkin ini bukan hari terbaiknya Eko karena biasanya lebih dari ini," kata Rosan kepada para pewarta.
Sebelum Eko, lifter Sri Wahyuni di kelas 48 kg telah mengamankan medali perak lebih dulu. Ia berhasil mencatat total angkatan 192 kg pada hari pertama cabang angkat besi digelar.
"Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak. Seluruh tim PB PABBSI yang telah bekerja keras," sambungnya.
Total dari tujuh lifter, baru empat atlet yang bertanding. Selain Eko Yuli dan Sri Wahyuni, Dewi Safitri dan Muhamad Hasbi juga telah melakoni pertandingan.
Namun sayang keduanya tak mampu mengikuti torehan yang dibuat Eko dan Sri Wahyuni. Baik Dewi dan Hasbi sama-sama bercokol di posisi ke-7. Dewi kelas 53 kg mencatat total angkatan 185 kg, sedangkan Hasbi total angkatannya 290 kg di kelas 62 kg.
Angkat besi masih bisa menambah medalinya dari tiga lifter yang tersisa. Adapun lifter tersebut adalah Triyatno dan I Ketut Ariana di kelas 69 kg serta Deni yang akan turun di kelas 77 kg.
