Dadi Suryadi yang Menjadi-jadi di Ranah Minang

Tour de Singkarak

Dadi Suryadi yang Menjadi-jadi di Ranah Minang

Femi Diah - Sport
Jumat, 12 Agu 2016 00:39 WIB
Dadi Suryadi yang Menjadi-jadi di Ranah Minang
Foto: detikSport/Femi Diah
Sawahlunto - Dadi Suryadi (27 tahun) menunjukkan kualitasnya sebagai pebalap nasional yang menjanjikan di Tour de Singkarak. Kendati berjuang sendirian, pebalap Terengganu Cycling Team itu konsisten mengenakan jersey merah putih.

Hingga etape keenam TdS, red and white jersey tak pernah lepas dari Dadi. Dia bahkan menjadi ancaman bagi pebalap-pebalap Iran yang terkenal sebagai jago tanjakan.

Istimewanya Dadi harus berjuang sendirian untuk menaklukkan lawan-lawannya di tiap etape, khususnya di tiap tanjakan. Tak ada tandem satu tim yang bisa membantu Dadi untuk menaklukkan trek tanjakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadi sudah membuat catatan bagus pribadinya untuk pertama kalinya menempati urutan kedua klasemen umum tur 2.2 yang pernah diikutinya. Ia membuat catatan sip itu sejak etape keempat yang menyuguhkan tanjakan di Kelok 44 dan Puncak Lawang di Agam, Sumatera Barat.

"Kami tak menyertakan Daniel Whitehouse (sesama climber dari Terengganu) karena dia tengah menjalani latihan di China untuk tur berikutnya," kata manajer Adam Szabo, manajer Terengganu.

Sementara tim Iran, Pishgaman Cycling Team mempunyai tiga climber tangguh, Amir Kolahdouz yang menguasai yellow jersey sejak etape keempat, Reza Hosseini, dan Rahim Emami, selalu menunjukkan soliditasnya untuk mengganggu Dadi sejak start sampai finis pada etape keempat, kelima dan keenam ini.

Dalam enam etape ini Dadi mencatatkan waktu 19 jam 47 dan 33 detik. Dia berjarak satu menit dan 22 detik dari pemilik yellow jersey, Kohladouz.

Szabo memuji penampilan Dadi kali ini. Padahal selama persiapan, pebalap asal Sumedang, Jawa Barat itu harus berlatih sendirian.

"Dia tampil luar biasa di sini. Saya salut. Yang perlu Anda tahu saya memberi dia program latihan secara online karena saya di Malaysia dan dia berlatih si Indonesia. Dia menjalankan program dengan bagus," tutur pria Selandia Baru itu.


Bahkan Kolahdouz pun mengakui ketangguhan Dadi. Dia menganggap balapan kali ini adalah persaingan tim Iran dengan Dadi.

"Saya terus mengontrol Dadi, dia sangat kuat kali ini. Saya terus melihat poin-poin Dadi dan catatan waktunya jangan sampai melampaui saya," ucap dia.

Selain itu Dadi terbantu dengan tur Qinghai Lake yang menyuguhkan etape-etape di ketinggian 3000 mdpl.

Pelatih pelatnas, Wawan Setyabudi, juga memberikan apresiasi kepada Dadi. "Dadi menunjukkan peningkatan yang sip di sini. Sebuah keputusan yang tepat dia bergabung dengan tim asing," ucap Wawan.

TdS tinggal menyisakan dua etape lagi. Kesempatan besar bagi Dadi untuk mempertahankan jersey merah putih dan merebut yellow jersey dari Kolahdouz.

(fem/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads