TDS tahun ini memasuki tahun kedelapan. Hal itu sendiri tak menyurutkan antusiasme warga dari enam etape yang disinggahi, di start maupun finis.
Pemerintah kabupaten atau kota memang masih menggunakan cara-cara pengerahan massa untuk mendatangkan penonton, utamanya di titik start dan finis. Anak-anak Sekolah Dasar dari kelas 1 sampai 6 diminta untuk turut melepas para pebalap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di area itu, bukan hanya satu sekolah dasar yang turut melepas para pebalap di titik start. Ada empat sekolah yang terlibat. Kebetulan empat sekolah itu berada satu kompleks dan berjarak 30 meter dari start etape empat, Kompi Markas Secatam, Padang Panjang, Selasa (9/8/2016).
Masih berseragam merah putih, mereka membawa bendera kertas berukuran mungil dan dikibar-kibarkan. Setiap ada kesmepatan foto bareng, mereka tak segan untuk memintanya.
"Ini juga bisa jadi ajang pengenalan kalau ternyata menjadi atlet bisa jadi pilihan cita-cita buat anak-anak. Saya juga berharap anak-anak bisa terpacu belajar bahasa Inggris dengan banyaknya pebalap asing yang datang," kata Atu Trilona, guru SDN 01 guguk Malintang.
Kalau ada kesempatan, mereka meminta selfie. Biasanya malah siswa lebih dewasa, di level SMP dan SMA. Kesempatan itu sekaligus menjadi ajang untuk selfie.
"Sebagai kenang-kenangan. Saya pilih saja yang ramah dan itu saya temukan pada para pebalap Kenya," kata Ina, siswi SMA di finis etape ketiga, Pasaman Barat.
Permintaan selfie itu juga muncul di etape-etape lain. Para pebalap asing lebih digemari oleh ibu-ibu dan remaja putri untuk diajak foto bersama.
"Mereka ganteng-ganteng he he he," kata Nuraini, penonton dari Palembang di finis etape keenam di Sawahlunto, Kamis (11/8/2016), yang siap dengan perangkat selfie tongsis dan telepon genggamnya.
Dylan Newberry, pebalap Australia Data#3 Cisco Racing Team, senang dengan sambutan meriah dari penonton Indonesia. Dia merasa jadi pesohor dadakan. Bahkan, saat tak naik podium.
"Setiap kali saya menang di etape dalam tur biasa kok dimintai foto oleh penonton. Tapi penonton di Indonesia berbeda berbeda, mereka lebih antusias dan heboh, bahkan saat saya tidak juara," kata Newberry sambil tersenyum.
(fem/krs)











































