Menurut keterangan Wakil Sekjen KOI Dasril Anwar, sejak awal pihaknya telah merencanakan kunjungan ke Rio dalam tiga kloter. Hanya saja, rombongan ketiga baru akan berangkat pada hari Rabu (17/8) besok, atau lima hari sebelum Olimpiade ditutup.
"Kloter pertama (berangkat) 3 Agustus, kloter kedua 7 Agustus, dan terakhir 17 Agustus. Rencana awalnya memang seperti itu, tapi banyak yang tertunda," ungkap Dasril saat dikonfirmasi detiksport, Selasa (16/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertimbangannya (karena) program besar IOC. IOC ini 'kan punya anggota lebih dari 220 negara termasuk Indonesia. Jadi menurut saya tidak hanya men-support tim saja, tapi persiapan nonteknik untuk lebih bagus. Tapi sampai sekarang banyak hal yang menjadi kendala, salah satunya visa belum selesai," tutur Dasril.
Saat ditanya, dari mana anggaran keberangkatan KE, Dasril menyebut tidak dari pos dana pemerintah β Rp 35 miliar dialokasikan untuk kontingen tim Indonesia di Olimpiade.
"Kita pakai dana dari IOC. Tapi soal keberangkatan ini masih tahap pembicaraan lagi. Kalau saya sih sudah pasti tidak jadi, soalnya sudah jauh banget," kata dia.
Sebelumnya Sekjen KOI Doddy Iswandi pernah menyatakan akan lebih ketat dalam menetapkan kategori ofisial kontingen yang bisa ikut ke Olimpiade 2016. Yang tidak berkepentingan dilarang ikut. Selain tidak efektif, keberadaan mereka juga bisa memboroskan biaya, terlebih ketika anggaran untuk kontingen pun sering pas-pasan.
Terpisah, Menpora Imam Nahrawi pun mempertanyakan rencana perjalanan susulan KE KOI ke Brasil.
"Ngapain ke sana? Gak perlu lah. Sudah cukup banyak yang di sana," tukasnya.
(mcy/a2s)