Emas Olimpiade, Indonesia Jangan Cuma Bergantung pada Bulutangkis

Emas Olimpiade, Indonesia Jangan Cuma Bergantung pada Bulutangkis

Okdwitya Karina Sari - Sport
Kamis, 18 Agu 2016 12:40 WIB
Foto: Reuters
Jakarta - Bulutangkis kembali menyumbang medali emas di Olimpiade. Di Tokyo 2020, cabang olahraga potensial lainnya diharapkan bisa menuai prestasi serupa.

Tadi malam (17/8/2016), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengharumkan 'Merah Putih'. Tontowi/Liliyana menyabet medali emas usai mengalahkan Chan Peng So0n/Goh Liu Ying asal Malaysia 21-14, 21-12 dalam final bulutangkis nomor ganda campuran.

Itu adalah medali emas pertama Indonesia di Olimpiade 2016 sekaligus menyambung kembali tren emas bulutangkis Olimpiade. Sejak dipertandingkan pada 1992, bulutangkis selalu berhasil naik di podium tertinggi, tapi pada 2012 tren itu sempat terputus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan tambahan satu emas dari Tontowi/Liliyana, Indonesia kini mengoleksi tiga medali di Rio de Janiero. Dua medali lainnya disumbangkan oleh Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan, yang sukses meraih perak dari angkat besi.

Selain bulutangkis, angkat besi juga terbukti menjadi lumbung prestasi bagi Indonesia di kejuaran multicabang tingkat dunia. Perhatian ekstra sepatutnya diberikan pemerintah menuju pencapaian yang lebih tinggi.

Ketua KOI [Komite Olimpiade Indonesia] Erick Thohir memang gembira dengan medali emas yang baru saja diraih Indonesia. Namun, di masa depan medali emas juga seharusnya bisa diraih dari cabang lain.

"Yang terpenting adalah pemerintah bersama KOI Satlak Prima harus segera mengubah strategi kita bahwa Olimpiade merupakan tujuan utama, barulah Asian Games, SEA Games kemudian PON," kata Erick Thohir.

"Walaupun bangga mendapatkan emas saat ini coba perbandingkan dengan Asia Tenggara yang performanya lebih bagus. Di Olimpiade Tokyo jangan sampai Indonesia hanya bergantung kepada bulutangkis, tapi sudah harus bisa mengandalkan cabang lain seperti panahan, angkat besi, menembak."

"Itu semua perlu kita benahi. Harus disiapkan dengan baik. Kita mempunyai kesempatan ujicoba Asian Games 2018 sebelum bersaing di Tokyo," ucap Erick.

(rin/din)

Hide Ads