Butuh Biaya Besar, Kemenpora Gulirkan Ide Yayasan Pendanaan untuk Olahraga

Butuh Biaya Besar, Kemenpora Gulirkan Ide Yayasan Pendanaan untuk Olahraga

Ikhwanul Khabibi - Sport
Rabu, 24 Agu 2016 14:22 WIB
Foto: ist (CdM Indonesia)
Jakarta - Anggaran untuk dunia olahraga selama ini dinilai tidak ideal. Salah satu wacana yang digulirkan Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah membentuk sebuah yayasan.

Ide itu dicetuskan Menpora Imam Nahrawi seusai menemani empat atlet Indonesia yang meraih medali di Olimpiade 2016, untuk bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara hari ini.

Pada pertemuan itu sedikitnya disinggung dua hal. Pertama, pembinaan dan pengembangan agar difokuskan pada cabang-cabang yang berpotensi menghasilkan prestasi tinggi (medali) di event-event internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, soal anggaran. Untuk diketahui, selama ini alokasi dana untuk Kemenpora, yang notabene merupakan kementerian yang mengurusi olahraga (plus kepemudaan), tidak mencapai 1% dari total APBN.

Untuk tahun 2016, anggaran untuk kementerian ini bahkan mengalami pemotongan sebesar Rp 609 miliar, dari Rp 3,202 triliun menjadi Rp 2,749 triliuan – pada RAPBN-P yang diputuskan Juli lalu.

"Tentu kita akan benar-benar serius pada fokus pendanaan dan kebijakan. Tapi kita semua butuh support yang luar biasa. Sebab, kita bicara soal pembinaan sampai kompetisi, juga penyesuaian pengetahuan keterampilan, bahkan mungkin teknologi terbaru, sampai dengan yang namanya terapan terbaru. Olahraga memang butuh dana besar," tutur Imam, Rabu (24/8/2016).

Dari situ muncul gagasan membentuk sebuah lembaga baru yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan setiap potensi dana yang bisa didapat untuk kepentingan dunia olahraga di tanah air.

"Alhamdilillah, Pak Presiden baru saja menyetujui agar membentuk yayasan pendanaan. Tujuannya adalah untuk memberi bantuan sekaligus pendampingan kepada pembinaan, sekaligus masa depan atlet. Karena APBN yang kita miliki, untuk bonus atlet, tidak sebesar yang kami harapkan. Termasuk APBN untuk jaminan masa depan atlet yang sudah mulai kami anggarkan di tahun 2016 ini. Program ini harus berjalan sampai kapanpun. Makanya dibutuhkan yayasan atau lembaga yang di-support oleh semua masyarakat untuk mendanai olahraga."

Imam melanjutkan, sumber dana yayasan yang digagas itu masih sedang dipikirkan. Namun ia berharap melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di dunia olahraga.

"Bisa nanti bersumber dari dana CSR dari donator. Dan ini akan dikelola dengan baik, transparan, dan akuntabel. Peruntukannya pun jelas, masyarakat harus ikut mengontrol. Karena sekali lagi, martabat bangsa bisa tinggi karena perjuangan dan pengorbanan pahlawan olahraga," terang politisi dari Partai Kebangkita Bangsa (PKB) itu.

Menurut dia, ide membentuk yayasan pendanaan olahraga itu sudah disampaikan kepada presiden dan mendapat respons positif.

"Tentu Presiden meminta saya untuk mencarikan payung hukumnya. Harus diselesaikan dengan baik, jangan sampai kemudian cita-cita baik ini tidak berjalan."

Kemarin, saat ikut menjemput kedatangan kontingen Indonesia dari Rio de Janeiro, ketua DPR RI Ade Komarudin juga mengindikasikan bahwa anggaran untuk pengembangan dunia olahraga di Indonesia harus ditambah.

"DPR akan memberikan dukungan penuh untuk anggaran olahraga. Boleh anggaran yang lain dipotong, tapi untuk olahraga jangan dipotong. Ini demi peningkatan prestasi olahraga Indonesia di pentas internasional," kata Ade.

(a2s/din)

Hide Ads