Ini Pesan Okto pada CdM Selanjutnya

Ini Pesan Okto pada CdM Selanjutnya

Mercy Raya - Sport
Jumat, 02 Sep 2016 19:35 WIB
Ini Pesan Okto pada CdM Selanjutnya
Foto: Mercy Raya/detikSport
Jakarta - Raja Sapta Oktohari sudah menuntaskan tugasnya sebagai CdM kontingen Indonesia di Olimpiade 2016. Dia berharap CdM-CdM selanjutnya bisa terus lebih baik.

Oktohari terpilih sebagai komandan kontingen Indonesia enam bulan sebelum Olimpiade 2016 Rio digelar. Meski saat itu Surat Keputusan (SK) untuknya belum turun, namun ia langsung bergerak melakukan berbagai persiapan terutama demi menunjang kebutuhan atlet. Tak hanya itu, selain membentuk Tim 12, bos Mahkota Promotion ini juga terus membangun komunikasi yang efektif dan efisien antara pemangku kepentingan olahraga.

"Saya kira pengalaman paling berharga di Rio de Janeiro adalah komunikasi. Selama ini kan di Indonesia kendalanya itu selalu ego sektoral, karena setiap institusi pasti punya kepentingan tersendiri. Nah, ketika itu bisa dijembatani hasilnya pun maksimal," kata Okto saat jumpa media, Jumat (2/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu pun terbukti, Indonesia tak hanya sukses membawa pulang tiga medali, tetapi berhasil mengembalikan tradisi emas yang sempat terputus di Olimpiade London 2012. Dengan rincian, dua medali perak dari angkat besi dan satu medali emas dari cabang bulutangkis.

Berkaca dari itu, Okto pun berharap ke depannya Komandan Kontingen yang terpilih untuk Olimpiade atau multievent lainnya bisa ditunjuk lebih cepat lagi supaya punya lebih banyak waktu dalam mempersiapkan segala kebutuhan atlet di arena pertandingan. Termasuk untuk bisa meloloskan lebih banyak atlet di ajang multievent tertinggi di dunia itu ke depannya.

"Dengan pemilihan saya sebagai CdM enam bulan sebelum Olimpiade, saya pribadi sudah merasa cukup. Tapi untuk selanjutnya kalau bisa memang lebih cepat lagi," kata dia.

Menurut Okto, hal itu penting mengingat secara fungsi CdM baru bisa benar-benar bertugas ketika kontingen sudah terbentuk.

"Kalau lebih cepat ditunjuk maka lebih banyak waktu untuk mengenal cabor-cabor potensi. Yang nantinya saat kontingen terbentuk komunikasi dengan cabor sudah tidak canggung lagi, atau sudah terbangun. Beda kalau baru kenalan itu bakal susah," ungkap dia.

Lebih jauh Oktohari juga menyarankan, ke depan seluruh stakeholder harus memperbaiki apa yang sudah dilakukannya. Sebab, tantangan terbesar dan sebenarnya itu adalah bagaimana meloloskan lebih banyak atlet ke Olimpiade.

"Sekarang ini bisa dibilang hanya 28 atlet dari 7 cabor yang lolos. Ini berbanding terbalik dengan populasi Indonesia yang mencapai 250 juta penduduk. Kita harus lebih fokus lagi ke depannya supaya di 2020 Indonesia bisa meloloskan lebih banyak atlet ke Olimpiade," beber Okto.

Oktohari juga berharap dari 7 cabor Olimpiade yang bertanding di Olimpiade kemarin bisa dipertahankan untuk Olimpiade empat tahun mendatang. Bila penting harus lebih dari itu, karena banyaknya atlet berpartisipasi akan membuka peluang yang lebih besar buat Indonesia meraih medali.

"Medali penting tetapi jauh lebih penting keikutsertaan karena tanpa itu tak mungkin ada medali," tukasnya. (mcy/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads