Bertanding di kelas -41 kg cabang angkat berat, di Pavilion 2 Rio Centro, Brasil, Kamis (8/9/2016) waktu setempat, Ni Nengah sukses mengangkat beban seberat 95 kg.
Dengan total beban angkatan itu, Ni Nengah berhasil membawa pulang perunggu. Sedangkan medali emas direbut atlet angkat berat asal Turki, Muratli Nazmiye, dengan total angkatan 104 kg, sementara medali perak diraih atlet China, Cui Zhe, yang berhasil mengangkat beban 102 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pemerintah akan penuhi janji beri bonus Rp 1 miliar untuk Widiasih, sama dengan atlet Olimpiade, karena tidak ada diskriminasi," lanjut dia kemudian.
Pesta olahraga dunia Paralimpiade Rio de Janeiro, Brasil, telah resmi digelar pada 7 September dan akan berlangsung hingga 18 September mendatang.
Indonesia mengirimkan sembilan atlet dari total kontingen yang berjumlah 22 orang. Kesembilan atlet itu adalah Setyo Budi Hartanto dan Abdul Halim Dalimunte (lari tunanetra 100 dan 200 meter), Ni Nengah Widiasih, Siti Mahmudah (angkat berat), Agus Ngaimin (renang), Jendi Panggabean (renang), Marinus Melianus Yonci (renang), Syuci Indriyani (renang), dan Michael Dian David Jakob (tenis meja). Ada pun target yang dibebankan pemerintah adalah 1 medali emas.
Empat tahun lalu di London, kontingen Indonesia yang mengirimkan empat atlet berhasil mencetak sejarah dengan merebut medali pertama di ajang Paralimpiade, yakni lewat David Jacob yang meraih medali perunggu di cabang tenis meja.
(mcy/roz)