Bertanding di GOR Padjajaran, Bandung, Minggu (18/9/2016), Hulaefi berhasil mengalahkan dua lawannya di nomor chang quan taulo (tangan kosong). Sementara peraih medali perak dan perunggu direbut pewushu asal Sumatera Utara, yakni Charles dan Aldy Lukman. Charles meraih poin 9,58, sementara Aldy meraih poin 9,30.
Usai tanding, Hulaefi mengatakan kunci sukses dirinya raih emas adalah disiplin dan fokus pada diri sendiri. "Lawan terberat saya itu, ya, saya sendiri. Karena kalau lawan yang main sekarang ini 'kan sering ketemu juga," kata atlet asal DKI Jakarta ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Manajer wushu DKI, Gde Sardjana, menilai Hulaefi pantas menang karena karena jam terbang dan pengalamannya di multievent internasional. Untuk diketahui, Hulaefi merupakan peraih dua medali emas di SEA Games 2013 Myanmar dan 1 medali emas SEA Games 2015 Singapura. Di PON Riau, atlet berusia 27 tahun ini meraih satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu.
"Dia juga memiliki ledakan-ledakannya. Dari titik-titik faktor kesulitan yang tinggi bisa dia lewati dengan baik," kata Gde.
Selaras dengan Gde, ketua kontingen DKI, Djamhuron P. Widodo, mengapresiasi kemenangan yang diraih oleh Hulaefi.
"Kemenangan itu merupakan hasil dari proses latihan yang panjang. Dia anak yang rajin. Bisa melaksanakan sesuatu tidak lantas puas. Dia berlatih untuk meyakinkan diri bahwa kegiatan ini sudah naluri," ujar Djamhuron.
Sementara itu, di chang quan putri, atlet Thalia Lovita Sosrodjodjo gagal meraih medali. Awalnya, dia diprediksikan bisa mencuri medali dari nomor tersebut. Meski demikian, Djamhuron menilai hal seperti itu memang bisa terjadi.
"Itulah pertandingan apapun bisa terjadi," ujarnya. Yang terpenting, kata Djamhuron, para atlet wushu tetap semangat karena pertandingan masih terus berlangsung. "Saya berharap wushu tetap memperoleh yang terbaik," ucapnya.
(mcy/roz)