Demikian disampaikan Deddy di GOR Sasana Budaya Ganesha, Kota Bandung, pada Senin (19/9/2016). Menurutnya, hal-hal yang sifatnya protes sebenarnya sesuatu yang biasa di dalam setiap multievent. Namun dia juga mengingatkan bahwa ada ruang untuk penyelesaian untuk setiap masalah yang ada.
Misalnya protes yang baru-baru ini dilakukan peserta cabang olahraga karate dan judo. Ada aksi boikot karena kinerja wasit yang dianggap tidak adil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di setiap multievent pasti ada protes cabor-cabor. Itu hal yang biasa, tinggal komitenya saja memutuskan seperti apa, kami tinggal terima semua karena bukan kami yang putuskan," lanjut dia.
"Kami juga dukung setiap keputusan dari komite karena kami (sebagai) penyelenggara harus netral."
Terpenting, kata dia, sportivitas tetap dijaga dan jangan sampai hal-hal yang kepentingannya bertujuan untuk prestasi menjadi bermasalah.
"Prinsipnya seperti itu karena multievent ini tujuannya bagaimana untuk kebangkitan olahraga nasional kita," imbuh dia.
Di luar itu, Deddy mengaku senang karena target prestasi yang ditancapkan untuk kontingen Jawa Barat di enam hari penyelenggaraan menunjukkan hal yang positif.
"Dari hari pertama terus memimpin. Sudah sesuai dengan target, pertandingan juga semua lancar. Mudah-mudahan pelayanan kita kepada tamu ini memuaskan mereka," pungkas dia.
(mcy/a2s)











































