Insiden itu terjadi di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, saat tim Jawa Barat bertanding melawan Sumatera Selatan di babak semifinal.
Dari berbagai informasi yang diperoleh, kericuhan bermula adanya adu mulut antarpemain di arena pertandingan menjelang akhir babak pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak kami (atlet DKI) yang posisinya berada di bawah mereka (penonton), sempat melarang untuk melempar botol. Tapi bukan berhenti, ada oknum aparat justru melempar botol ke arah kami. Akhirnya ribut mulut antara atlet DKI dengan aparat itu. Yang tidak terduga malah kita yang disambit, anak polo air DKI yang disambitin," ujar pelatih tim polo air DKI Jakarta, Calvin.
Terpisah, Kepala Bidang Pertandingan PB PON, Yudha Saputra, mengakui belum dapat laporan oal kericuhan tersebut. Namun begitu, pihaknya menyebut ada 13 ribu personel keamanan di venue-venue yang berpotensi bakal ricuh.
"Saya belum dapat laporan dari cabor polo air. Tapi kami sudah mengerahkan 13 ribu keamanan untuk venue-venue yang sedianya bakal timbul kericuhan dan yang potensinya besar, kami perbanyak supaya tidak terjadi seperti tadi," ujarnya.
"Yang kedua, ada upaya juga supaya penonton yang akan masuk ke stadion diantisipasi, karena kapasitas terbatas, dan tidak membludak, yang malah bisa memicu keicuhan seperti itu."
(mcy/a2s)