Moh Zezen Zainal M, reporter harian Tribun Jabar dan Tribunnews.com, pekan lalu memberitakan pernyataan Kemenpora soal penggunaan dana PON 2016. Berita tersebut tayang pada edisi cetak Tribun Jabar edisi Sabtu (17/9/2016), dan muncul sebagai head line dengan judul 'Hati-hati Penggunaan Dana. Jangan Sampai Kasus PON Riau Terulang'.
Pemberitaan tersebut ternyata mengusik beberapa pihak, yang kemudian menyampaikan ancaman pada Zezen. Wartawan yang sehari-hari bertugas meliput di Pemprov Jawa Barat itu menerima intimidasi lisan dan tulisan dari orang yang mengaku anggota LSM dan ormas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman pada Zezen kemudian datang dari orang yang berbeda, yang juga menghubungi melalui teleponnya. Orang kedua ini mengaku sebagai LSM dan tersinggung dengan berita yang ditulis, dia bahkan mengatakan akan mendatangi Zezen langsung.
"Pada pukul 14.26 di hari yg sama, saya juga mendapat SMS dari nomor lain. Dia memperkenalkan diri sebagai Mr X (orang yg berbeda dengan nonor yg menghubungi saya pertama). Dia mengaku sebagai anggota LSM. Dia meminta saya mengangkat telepon.
"14.37 Mr X tersebut menelpon saya. Saya angkat. Dalam perbincangan tersebut dia menyatakan keberatannya dengan berita yang saya buat, yang tayang pada hari Sabtu itu. Dia meminta saya untuk bertemu dengan dia dan teman-temannya yang menurut dia tersinggung dengan berita yang saya buat. Dia jg mengancam akan mendatangi saya. Dia mengaku sdh tahu tempat tinggal saya. Dia bahkan mengancam akan membuat saya kapok bila masih terus membuat berita-berita yang mengkritisi PB PON. Dia dan beberapa orang yg berada di belakangnya (terdengar melalui suara di telepon) mengancam akan menghabisi saya dan karir saya di Tribun Jabar maupun desk tempat saya bertugas sekarang di Pemprov Jabar," tutur Zezen.
Ancaman tersebut sempat mereda pada Minggu dan Senin. Namun pada Selasa (20/9/2016) hari ini, ancaman itu berlanjut pada hal lain yang membuat Zezen benar-benar khawatir. Ada dua orang yang mendatangi rumahnya dan menanyakan keberadaannya.
"Pada Selasa (20/9) ini sekitar pukul 10.30 saya mendapat kabar dari istri saya, ada dua orang pria berbadan tinggi dan bertato mendatangi tempat tinggal saya di daerah Soreang, Kabupaten Bandung.
"Dua orang yang penampilannya mirip preman itu (menurut istri saya) mengintimidasi istri saya yang sedang seorang diri berada di rumah. Mereka menanyakan keberadaan saya. Dan menanyakan kapan saya pulang dan berada di rumah. Akibat intimidasi dan ancaman yang dilontarkan kepada istri saya tersebut, istri saya mengalami trauma berat sampe gemeteran saat saya telepon. Dia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada saya sambil nangis dan gemeteran."
"Saya menilai kejadian ancaman dan intimidasi ini sudah keterlaluan dan sangat berlebihan karena sudah menyentuh dan menimpa keluarga saya. Karena sudah mengarah kepada tindakan pidana, saya dengan didukung penuh Redaksi Tribun Jabar akan melaporkan kejadian ancaman dan intimidasi yang saya dan keluarga alami ini ke pihak kepolisian (Polda Jabar dan Polres Bandung) karena sudah mengancam jiwa dan mengusik ketenangan hidup kami. Kami mengecam tindakan premanisme yang dilakukan oleh oknum-oknum tdk bertanggung jawab ini. Apalagi kebebasan pers diatur dan dilindugi oleh undang-undang," paparnya. (din/roz)











































