Beberapa kericuhan yang terjadi pada PON memang menyasar wasit. Simak saja, saat Ketua Pengrov Wushu Jawa Barat, Edwin Sanjaya, melakukan protes keras kepada wasit dan memprovokasi penonton di di GOR Padjajaran Bandung, Rabu (21/9/2016).
Kejadian lain saat pelatih basket putra Papua Barat, Patrick Gosal, mengajukan protes keras terhadap wasit yang bertugas saat mereka menghadapi Jawa Barat di GOR C-Tra Arena, Bandung, Rabu (21/9/2016). Para pemain yang turut panas turut mengepung wasit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika dalam situasi yang kami anggap rawan (di arena pertandingan), tentu wasitnya kita kawal. Lalu kami amankan," ucap Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Winarto di Mapolrestabes Bandung, Kamis (22/9/2016).
Winarto menjelaskan, segala potensi kericuhan harus sigap diantisipasi aparat kemananan yang berjaga-jaga di gelanggang pertandingan PON Jabar. Bukan hanya wasit, sambung Winarto, para atlet, ofisial dan suporter juga menjadi atensi pihaknya.
"Ya kami sebagai petugas keamanan berkoordinasi dengan panitia pelaksana tentu saja harus mengamankan atlet dan suporter," ujar Winarto.
Menurut dia, banyak pemicu keributan saat berlangsungnya pertandingan olahraga. Salah satunya, sambung Winarto, respons berlebih pihak-pihak yang tidak puas atau kecewa dengan keputusan wasit.
Sepanjang penyelenggaraan PON Jabar di Kota Bandung, Winarto mengklaim situasi keamanan bisa terkendali. Guna mencegah perselisihan serius berujung kericuhan di arena pertandingan, Winarto mengimbau agar seluruh atlet, ofisial serta suporter bersikap dewasa, saling menjaga ketertiban, dan menjunjung semangat sportivitas.
"Mari menahan diri, nikmatilah pertandingan," kata Winarto menegaskan.
(bbn/fem)











































