Muda, cantik, dan berprestasi. Itulah yang tergambar dari sosok Sheilla Mafitra Dewi. Gadis berusia 20 tahun itu menjadi pembuka pundi-pundi medali emas untuk kontingen Jawa Barat pada cabang olahraga sepatu roda PON XIX/2016.
Sebuah hasil manis setelah Sheila sempat berada di persimpangan. Sheilla dituntut serius menjalani kuliahnya di Hubungan Internasional, Universitas Pasundan. Bandung. Tapi di sisi lain, dia menyadari tugas sebagai atlet tuan rumah pada gelaran PON Jabar akan menjadi tantangan tersendiri buatnya. Siapa sih yang tak ingin meraih emas mumpung tampil di rumah sendiri? Apalagi dia belum berhasil meraih emas pada nomor perorangan dari dua PON yang pernah diikuti sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persiapan buat PON tahun ini ekstra berat. Jadi kuliah keganggu banget, banyak nilai yang kurang. Belajar jadi enggak fokus, soalnya capek," kata Sheila dalam obrolan dengan detikSport, Kamis (22/9/2016).
Hasil tidak pernah menghianati proses. Pepatah itulah tampaknya tepat benar untuk menggambarkan situasi Sheilla saat ini.
"Alhamdulillah saya bangga sekali dengan hasil ini. Saya sudah tiga kali ikut PON, ini medali pertama yang saya raih atas nama pribadi. Waktu PON di Riau dapet emas juga tapi beregu," tutur Sheilla.
Meski masih berusia cukup muda bagi seorang atlet, jam terbang Sheilla sudah cukup banyak. Baik kejuaraan tingkat daerah, nasional hingga internasional pernah diikutinya, hasilnya pun cukup memuaskan.
Dara berkulit sawo matang ini mampu membawa pulang sejumlah medali dari berbagai event-event olahraga tersebut. Bahkan beberapa diantaranya diraih saat masih berusia belia. Diantaranya kejuaraan berbagai level baik dalam dan luar negeri.
"Saya sejak usia 11 tahun udah ikut Porda dan kejuaraan nasional. Beberapa tahun kemudian juga saya beberapa kali kejuaraan di luar negeri, di sana juga dapet emas," ujar dia.
Sebagai seorang atlet tentunya bisa tampil dan membela negara di Olimpiade merupakan sebuah impian. Namun, sayang kedua event tingkat dunia itu tidak memasukan sepatu roda dalam daftar cabor yang dipertandingkan.
Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Sheilla berkeinginan cabor sepatu roda bisa eksis juga di pesta olahraga dunia tersebut. Sehingga, sepatu roda bisa lebih dikenal masyarakat luas baik di Indonesia maupun dunia.
"Secara pribadi saya pengennya sepatu roda itu juga bisa ada di Olimpiade. Siapa tahu bisa lebih populer nantinya kayak olahraga lainnya," ucapnya.
Walaupun belum bisa berkiprah di ajang sekelas Olimpiade, Sheilla mengaku tetap akan menjadi atlet. Bahkan, sekalipun jika nantinya PON tidak digelar oleh pemerintah. Sebab, olahraga sepatu roda sudah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam hidupnya.
"Saya akan tetap jadi atlet selagi masih mampu untuk memberikan yang terbaik. Karena masih banyak peluang untuk berkiprah di event-event lain di luar negeri atau dalam negeri selain PON dan Olimpiade," tutup gadis kelahiran 20 November 1995 itu.
(fem/fem)











































