Atlet Jawa Timur itu meraih medali emas nomor perorangan Meja Lompat (Vaulting Table) putra di GOR Arcamanik, Bandung, Kamis (22/9/2016), melanjutkan kesuksesannya meraih emas lain di nomor beregu satu hari sebelumnya.
Emas kali ini ia raih setelah melewati perjuangan ekstra keras menahan rasa sakit. Pria 27 tahun itu mengalami cedera lutut saat latihan dua hari lalu setelah melakukan pendaratan di lantai dengan menggunakan satu kaki. Lututnya bergeser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai 14,415 didapatkannya dari perjuangan tersebut, membuahkan medali emas. Sedangkan medali perak diraih Ronny Saputri dari DKI Jakarta dengan nilai 14,250 dan medali perunggu diraih pesenam Jatim Dwi Samsul Arifin dengan nilai 13,680.
Perkara menahan sakit saat lomba ini bukan yang pertama kalinya untuk Agus Adi Prayoko. Di SEA Games 2007 Thailand, dia juga mengaku pernah mengalami cedera yang cukup parah. Engkelnya sempat pisah.
"Itu sakitnya luar biasa, pokoknya enggak karuan. Wong saya cuma bisa teriak saja. Makanya yang ini sebenarnya biasa saja. Ini sakitnya hanya 45 persennya dari yang dulu," ungkap suami dari pesenam Dewi Prahara ini.
Usai PON ini Agus Adi Prayoko mengatakan bakal lebih dulu fokus ke penyembuhan. Setelah itu ia akan bersiap diri untuk masuk pelatnas demi persiapan ke SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
"Insya Allah kalau dipanggil pelatnas saya akan tetap latihan karena tujuan saya di Asian Games 2018. Mentok Asian Games baru saya pensiun," ungkapnya.
Di PON, Agus sudah mengoleksi enam emas, lima perak, dan tiga perunggu selama periode 2004 hingga 2016. Di SEA Games, ia punya koleksi satu perunggu.
(mcy/krs)











































