KONI Diminta Lebih Aktif Mengevaluasi PON dan Tidak Lempar Handuk

KONI Diminta Lebih Aktif Mengevaluasi PON dan Tidak Lempar Handuk

Mercy Raya - Sport
Jumat, 23 Sep 2016 18:32 WIB
Foto: Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman. (detiksport/Rengga Sancaya)
Bandung - Banyaknya masalah yang mewarnai gelaran PON XIX/2016 semestinya juga dialamatkan kepada KONI. Mereka diminta Menpora Imam Nahrawi tidak lempar handuk.

Dari sejumlah kontroversi yang muncul di pekan pertama PON 2016, persoalan wasit menjadi salah satu masalah yang paling sering muncul. Kualitas mereka pun dipertanyakan.

Pihak PB PON XIX/2016 telah menyangkal kalau wasit cenderung menguntungkan tuan rumah. Mereka mengingatkan, wasit ditetapkan oleh KONI Pusat dan pengurus cabang-cabang (PB/PP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Soal wasit tentu kami akan evaluasi total nantinya. Karenanya, hari ini kami datang ke sini (Bandung) untuk mengecek semua. Kami minta kepada KONI sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah dan menjadi tempat berkumpulnya PB-PB harus berperan aktif mengevaluasi, berkomunikasi dan berkoordinasi lebih intensif. Jangan boleh lagi lempar handuk," ujar Imam di Bandung, Jumat (23/9/2016).

"Di situ pula letak strategis KONI ini untuk mengkoordinasikan. Jika ada keluhan wasit di sini, cari siapa yang merekrut. Makanya harus dilihat siapa yang mengkualifikasikan dan harus diberikan sanksi tegas jika terbukti melanggar," tegas menteri asal Bangkalan, Madura, itu.

Foto: dok. Humas KemenporaFoto: dok. Humas Kemenpora

Imam juga menyoroti koordinasi masing-masing stakeholder yang menurut dia belum maksimal. Menurutnya, jika semua bertanggung jawab terhadap tugas pokok dan fungsinya masing-masing tidak akan terjadi beragam persoalan seperti ini.

"Pemerintah dalam hal ini saya, akan mengawasi terus menerus. Jadi jangan alergi kalau Kemenpora mengawasi setiap saat dan apa saja. Saya punya kewenangan UU dan tidak usah lagi bilang saya intervensi. Tolong dihentikan.

"Karena apa? Atlet muaythai tidak bisa pulang dan berada di Manggarai saja Menpora turun tangan. Tolong bahasa intervensi itu disudahi, karena saya punya tanggung jawab," demikian Imam.

(mcy/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads