Pengamanan Pertandingan Cabang Gulat Diperketat

PON XIX

Pengamanan Pertandingan Cabang Gulat Diperketat

Mercy Raya - Sport
Minggu, 25 Sep 2016 15:53 WIB
Foto: Mercy Raya
Bandung - Pengamanan di GOR Saparua, Bandung, diperketat menjelang pertandingan cabang olahraga (cabor) Gulat di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat hari Minggu (25/9/2016) ini.

Sebanyak 50 satuan keamanan yang terdiri dari kepolisian dan TNI-AD berjaga di luar maupun dalam arena. Dari pantauan detikSport, Mayor Kusumo Hargono dari TNI-AD Kodam Siliwangi juga ikut memberi pengarahan kepada perwakilan kontingen jelang pertandingan.

"Ya, yang namanya aparat tentu kita harus netral jadi tidak cenderung pro ke tuan rumah Jabar atau bahkan kontingen lain. Kami juga meminta agar ofisial bisa ikut membantu mengamankan atlet dan suporternya untuk tidak lagi ada lempar-lemparan. Protes boleh saja tetapi tetap harus sesuai aturan," kata Mayor Kusumo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia ditemani Technical Delegate bidang pertandingan PON Wilbertus Sihotang. Keduanya mereka secara bergantian memberi pengarahan kepada ofisial kontingen selama kurang lebih 10 menit.

"Tentu kami tidak langsung bertindak mengangkut suporter (jika peringatan pertama diabaikan). Tetap ada tahapannya seperti pertama mengingatkan dulu, lalu jika tidak ada perubahan menegor, dan bila tak dihiraukan juga tentu kami akan bertindak lebih lanjut sesuai aturan," sebut Kusumo.

Hal senada juga diungkapkan Wilbertus. Dia meminta agar ofisial kontingen bisa memberi contoh kepada masyarakat untuk hal-hal yang baik. Sementara masalah pro dan kontra hanyalah bumbu-bumbu dari sebuah pertandingan.

"Kita kan akan jadi tuan rumah (Asian Games 2018) nanti, di sini (PON) kita akan cari bibit yang terbaik dari sini. Oleh karena itu semenstinya kita harus dukung. Silakan protes tetapi harus sesuai aturan. Keamanan juga begitu. Makanya tadi kami ajak Bapak Kusumo untuk memberi pengarahan. Kami kan tidak bisa begitu saja menghukum, makanya tadi kami coba kasih pengarahan dulu, kalau masih melakukan hal-hal yang tidak bagus ya jadi tanggung jawab mereka," ujar Wilbertus.

Babak semifinal cabor Gulat kelas 74 kg bebas, Sabtu (24/9) kemarin, sempat dihentikan sementara panitia pertandingan karena kericuhan yang melibatkan penonton dan tim ofisial dari daerah. Saat itu pertandingan mempertemukan pegulat tuan rumah Heri Fadli dengan Rendi asal Kalimantan Selatan. Saat itu tim pelatih Kalsel juga mengajukan protes karena wasit pertandingan dianggap tidak fair dalam memberikan poin kepada pegulatnya.

Menyoal hal tersebut, Wilbertus mengklaim masalah itu sudah selesai. Kendati dirinya tak memungkiri banyak yang akhirnya menilai wasit-wasit yang digunakan di PON cenderung membela tuan rumah, tapi menurutnya tidak ada hal semacam itu di cabang gulat. Apalagi ada pula keterlibatan wasit internasional dari Iran, Thailand, dan Korea.

"Gulat itu punya rule dan tidak dinilai secara subyektif seperti misalnya cabang loncat indah. Peraturan di cabang gulat sudah jelas banting dapat nilai dua, melinting dapat nilat empat, sementara kalau keluar nilainya satu. Jadi tidak mungkin itu kalau ada penilaian 1,5 misalnya. Gulat tidak bisa diatur," tegasnya.

"Wasit yang kami gunakan ini adalah wasit internasional. Mereka biasa pimpin di Olimpiade loh, masa ini skala nasional tidak bisa. Pun jika mau membandingkan dengan PON Riau 2012 justru PON Jabar lebih baik. PON kemarin tidak menggunakan wasit internasional. Selain itu, di Riau lebih parah karena sampai ada yang tertahan-lah.

"Ya mungkin ini seninya bergulat. Di cabang gulat ada lika likunya, jadi bunga-bunga hidup lah. Memang ada masalah tetapi sudah kami selesaikan semua di tempat," beber Wilbertus.


(mcy/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads