Atlet-atlet Muda Beri Kejutan di Hari Pertama Taekwondo

PON 2016

Atlet-atlet Muda Beri Kejutan di Hari Pertama Taekwondo

Mercy Raya - Sport
Senin, 26 Sep 2016 00:58 WIB
Foto: Pemprov Jabar
Bandung - Sejumlah atlet muda memberi kejutan di hari pertama pertandingan taekwondo Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat. Mereka sukses meraih medali emas di nomor kyorugi (tarung) yang di hari pertama mempertandingkan tiga kelas.

Adalah atlet Jabar, Mochammad Rizaldi Hasibuan, yang sukses mengalahkan taekwondoin senior, Yunaildi Alfred di kelas -74 kg putra. Pada pertandingan yang berlangsung di Gymnasium FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jabar, Minggu (25/9/2016), Rizaldi menang melalui babak tambahan (sudden death) setelah bermain imbang 6-6 dalam waktu normal.

Rizaldi mengaku, pada awalnya ia sempat gugup karena lawannya jauh lebih berpengalaman. Namun, dia berhasil mengandaskan seniornya dengan skor 1-0. "Motivasi saya juga semakin terbakar karena teriakan suporter yang mendukung. Selain itu, pelatih juga menginstruksikan untuk menggunakan strategi serangan balik. Alhamdullilah bisa memang," kata Rizaldi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga di kelas +73 kg putri, di mana Delva Rizki sukses mempersembahkan medali emas bagi Sumatera Barat. Delva sukses mengalahkan atlet tuan rumah, Desyana Jawanti, dengan skor telak 5-1. Padahal di pertemuan sebelumnya, di pra-PON, Delva sempat kalah dari Desyana.

Selain Delva, atlet taekwondo muda lainnya yang mencuri perhatian adalah Chaerul Adzan di kelas -63 kg putra. Taekwondoin yang baru 5 bulan bergabung dalam pelatnas ini menunjukkan kehebatannya dengan mengalahkan taekwondoin Nusa Tenggara Timur, Rocky Roland, dengan skor 18-5.

Sementara di nomor poomsae (seni), tuan rumah Jabar memborong empat medali emas yang diperebutkan. Dua di antaranya datang dari atlet Defia Rosmaniar dan Maulana Haidir, yang berhasil merebut dua medali emas dari nomor individu dan beregu.

Defia mendapat medali emas nomor perorangan putri dan beregu putri berpasangan dengan Kevita Deliza dan Muttaqoh Khoirunnisa. Di kategori pria, Maulana merebut medali emas nomor perorangan putra dan beregu putra berpasangan dengan Muhammad Fazza Fitracahyanto dan Irsyad Abdul Azis.

Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia, Marciano Norman, mengatakan cukup bangga dengan torehan yang dicatatkan para taekwondoin muda. Menurut dia, persaingan olahraga taekwondo cukup merata dan tidak lagi didominasi para atlet senior.

"Kita memasuki hari pertama, tadi kita lihat bahwa untuk poomsae memang sudah selesai hari ini. Kemudian kyorugi memang baru sebagian, untuk secara umum memang terlihat prestasi-prestasi di kyorugi itu merata. Anda lihat di Sumatera Barat dapat medali, kemudian Jabar dapat medali, daerah lain juga ada. Itu artinya sebarannya sudah merata," kata Marciano.

"Untuk poomsae memang khususnya Jabar mendominasi, tetapi Anda jangan lupa, atlet-atlet Jawa Barat yang turun itu adalah atlet pelatnas. Mereka ada yang pernah juara dunia, ada yang pernah juara di single event. Memang sangat ketat sehiingga hasilnya dominasinya Jabar untuk poomsae, tetapi di kyorugi itu Kalbar dapat medali, itu artinya sangat positif. Untuk provinsi yang baru, di perbatasan ada atlet yang berkualitas seperti itu. Saya sebagai Ketum PB TI berharap bisa menampilkan atlet tersebut di multievent internasional untuk mengharumkan nama banga dan negara ini," tambahnya.

Marciano pun berharap melalui PON ini, PB TI mendapat sokongan atlet muda untuk diproyeksikan ke multievent internasional yang lebih tinggi lagi.

"Kancah PON ini tentunya saya harapkan bisa dapat atlet baru yang potensial untuk ke depan. Karena Anda lihat di PON ini masih banyak atlet senior dan masih bisa. Tetapi, untuk saya harus ada fresh atlet yang bisa kita proyeksikan jauh ke depan untuk membela bangsa dan negara ini."

"Ingat 2018 itu kita akan menjadi host-nya Asian Games 2018. Indonesia ini terkenal kalau menjadi tuan rumah selalu menjadi tuan rumah yang baik tetapi harus dimbangi dengan prestasi yang bisa membuat Indonesia bangga. Jadi peran media saya harap bisa secara jeli mengkritisi segala sesuatunya. Saya lebih bagus dikoreksi oleh saudara-saudara daripada dikoreksi teman-teman dari negara lain saat Asian Games 2018 itu. Jadi saudara jangan ragu memberikan kritik, kami perlu itu," pungkasnya.

(mcy/roz)

Hide Ads