Balap Sepeda PON Tanpa Masalah, PB ISSI: Berkat Komitmen Bersama

PON XIX

Balap Sepeda PON Tanpa Masalah, PB ISSI: Berkat Komitmen Bersama

Mercy Raya - Sport
Kamis, 29 Sep 2016 20:40 WIB
Foto: Grandyos Zafna Manase Mesah/detikSport
Bandung - Balap sepeda digelar di PON 2016 tanpa memunculkan keributan dan masalah. Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, mengatakan kelancaran ini berkat komitmen bersama.

Balap sepeda telah menyelesaikan kompetisi pada PON 2016 di Velodrome Munaip Saleh, Cimahi, Rabu (28/9) kemarin.

Cabang balap sepeda yang terdiri dari empat disiplin – Mountain Bike, Road Race, BMX, dan Track – berlangsung relatif lancar tanpa protes dan kisruh seperti yang terjadi pada penyelenggaraan beberapa cabang olahraga lain di PON 2016.

Tuan rumah Jawa Barat tampil dominan dengan torehan sembilan medali emas, enam perak, dan empat perunggu, diikuti oleh Jawa Timur di tempat kedua dengan enam medali emas, dua perak, dan lima perunggu.

Lancarnya penyelenggaraan kompetisi balap sepeda pada PON 2016 ini tidak lepas dari koordinasi dan komunikasi yang baik antara PB ISSI dan panitia penyelenggara balap sepeda PON 2016.

"Kami mengawali penyelenggaraan kompetisi balap sepeda PON 2016 dengan rakernas di Bandung. Dan di rakernas semua sepakat dan menyatakan komitmennya untuk menjaga sportivitas di PON 2016," kata Oktohari, Kamis (29/9), dalam rilis yang diterima detikSport.

Dalam rakernas tersebut, PB ISSI juga memutuskan untuk melakukan evaluasi dan pembenahan menyeluruh, dan menjadikan PON 2016 sebagai salah satu sarana untuk menyeleksi atlet dan pelatih yang akan masuk dalam tim nasional.

"PON 2016 menjadi salah satu event untuk menyeleksi atlet dan pelatih, bukan satu-satunya. Dan, medali bukanlah parameter utama, melainkan catatan waktu yang dibuat para atlet," kata Okto lagi.

Dari sisi penyelenggaraan, panpel juga berusaha melakukan yang terbaik agar kompetisi berlangsung lancar dan sportif. Salah satunya dengan menyewa timing system beserta operatornya dari Hong Kong seharga Rp 300 juta, yang digunakan untuk semua nomor dari empat disiplin.

"Kami tidak main-main dalam menyelenggarakan kompetisi balap sepeda di PON 2016. Untuk menekan kesalahan, kami mendatangkan timing system dan teknisinya dari Hong Kong. Ini untuk kebaikan kita semua," ujar Ketua Panpel Balap Sepeda, Ato Hermanto, yang juga Ketua Pengprov ISSI Jawa Barat.

Usai PON 2016, PB ISSI akan segera menentukan komposisi atlet dan pelatih yang akan bergabung dalam tim nasional untuk menjalani pelatnas di bawah pengawasan Satlak Prima. Dengan target meraih medali emas di Asian Games 2018, PB ISSI telah menjanjikan bonus Rp 1 miliar untuk atlet peraih medali emas dan Rp 500 juta untuk pelatih.

"Kita seringkali terlalu fokus pada atlet, sementara pelatih yang juga berperan penting dalam kesuksesan atlet kerap terlupakan. Maka, kami akan memberikan bonus untuk pelatih yang bisa membawa atletnya meraih medali emas sebagai insentif. Ini sebenarnya juga untuk mendorong para pelatih agar mau terus belajar untuk meningkatkan kemampuannya agar bisa membawa atletnya di jenjang yang lebih tinggi lagi," ucap Okto.

PB ISSI juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Para pelatih yang tergabung dalam pelatnas di bawah Satlak Prima maupun pelatnas mandiri akan mendapat pelatihan Bahasa Inggris dengan target nilai TOEFL 450-500. Pelatih yang mampu memenuhi kriteria tersebut akan dipromosikan untuk mengikuti kursus kepelatihan level 2 dan level 3/diploma yang disertifikasi oleh organisasi balap sepeda dunia, UCI. (mcy/din)