GFNY Indonesia yang Menantang Bagi Pegowes Tua dan Muda

GFNY Indonesia yang Menantang Bagi Pegowes Tua dan Muda

Femi Diah - Sport
Sabtu, 01 Okt 2016 16:39 WIB
Foto: Edzard Ruehe, peserta asal Jerman. (detiksport/femi)
Senggigi - Kendati melombakan nomor kompetitif disertai catatan waktu, salah satu daya tarik GFNY Indonesia adalah event ini menantang bagi setiap peserta, muda maupun tua.

Dengan tema 'Be a Pro for a Day', GFNY Indonesia menarik buat para pegowes nonprofesional. Sebab, mereka tak cuma ditantang rute jarak jauh dan tanjakan dengan predikat King of Mountain, tapi ada catatan waktu yang harus dipertaruhkan.

Ada dua jarak rute yang dilombakan, yakni 180 km dan 80 km, tapi kategori jarak jauh tetaplah jadi favorit. Jika start dilakukan pagi hari, diperkirakan balapan akan berlangsung selama setengah hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pilih yang 180 kilometer dong. Meski nanti kami ada di rombongan paling belakang, ya tidak masalah. Kalau nanti di tengah jalan kelaparan, kami bikin pit stop bayangan hehehe…," kata Syahrul Rauf, 54 tahun, dari Esso Esso Gowes, Makassar, yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis ahli kandungan di RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, tersebut.

Edzard Ruehe, warga negara Jerman, yang ikut serta dalam GFNY Indonesia juga memilih untuk meramaikan gowes pada kategori 180 kilometer. Pria berumur 60 tahun yang bekerja di Asian Management Consulting itu ingin membuktikan diri kalau dia sanggup tampil di jarak jauh.

"Saya butuh tantangan, makanya pilih 180 km. Kalau yang jarak 80 km sudah bosan. Jalur itu sudah sering saya lewati," kata Ruehe yang sudah berkantor di Jakarta sejak 23 tahun lalu.

"Apalagi besok akan banyak tanjakan. Itu benar-benar jadi tantangan," tambah dia.

Bagaimana GFNY Indonesia buat para pegowes usia awal 20-an?

"Kalau dilihat race besok akan diikuti banyak pebalap yang kuat. Meski ada kategori kelompok umur, tapi kan malu kalau kalah sama yang sudah berumur. Pokoknya harus tampil 100 persen, tampil habis-habisan," kata Christian Jonathan, mahasiswa Universitas Indonesia berusia 22 tahun yang datang ke Lombok bersama komunitas Kelapa Gading Bike (KGB) Jakarta.

Christian Jonathan (detiksport/femi)Christian Jonathan (detiksport/femi)

Senada, Ramdani Nurhidayat (22 th) juga tak mau kalah. Dia akan menunjukkan penampilan terbaiknya pada balapan besok.

"Sebenarnya kalau bersepeda tidak bisa cuma melihat usia. Meski usianya lebih tua kalau rutin berlatih bisa lebih kuat. maka itu saya juga sudah berlatih rutin," kata Ramdani.

Pada GFNY Indonesia ada pembagian sesuai kelompok umurnya yakni usia 18-30 tahun, 40-44, 50-54, 55-59, dan 60-64 tahun. Khusus wanita kelompok usia 65 tahun ke atas ada dalam satu grup. Pada pria masih ada pula kelompok usia 65-69, 70-74 dan 75 tahun ke atas. Nantinya semua peseta di-ranking berdasarkan kelompok umurnya.

"Memang ada kelompok umur, tapi karena saat lomba semua start berbarengan tak akan ketahuan siapa saja yang usia elite dan bukan," tutur Jonathan.



(fem/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads