Pertandingan gulat tangan di TAFISA akan berlangsung, Sabtu (8/10/2016) besok. Ada lima kelas yang dipertandingkan: kelas di bawah 65 kilogram, di bawah 75 kilogram, di bawah 85 kilogram, di bawah 95 kilogram, dan di atas 95 kilogram.
Sebanyak 10 negara berpartisipasi dalam ajang TAFISA kali ini. Selain Indonesia, ada juga Kazakhtan, Malaysia, Vietnam, India, Thailand, Korea Selatan, Pakistan, Iran, dan Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Acara ini bertepatan dengan kejuaraan dunia gulat tangan yang diselenggarakan di Bulgaria. Jadi, pesertanya terpecah. Kalau tidak bersamaan jelas lebih lebih banyak," ujar Anes kepada pewarta.
"Lima kelas itu dipilih karena sudah biasa dipertandingkan di Indonesia. Kami ingin melawan yang lebih berat lagi," imbuhnya.
Sebelum pertandingan, acara sosialisasi peraturan perlombaan pun dilakukan. Cara menggenggam tangan, posisi tangan, posisi badan, penentuan pemenang, dan mekanisme melakukan protes menjadi pokok bahasannya.
"Sebenarnya sudah banyak yang tahu mengenai aturan yang benar. Tapi, kami ingin memperkenalkan lagi aturan yang sesuai dengan federasi gulat tangan dunia (WAF), untuk jaminan keamanan. Karena, di Indonesia ada asosiasi lain yang bersikeras untuk menggunakan aturannya sendiri," ujar Anes.
"Panco itu di Indonesia timur saja masih belum di kenal. Masih belum populer. Kami masih dipandang sebelah mata, belum ada wadahnya."
"Sekarang kami sudah berafiliasi dengan WAF, sudah banyak masukan-masukan mengenai aturan, cara latihan, cara permainan, ternyata mempunyai teknik yang segudang. Tahun 2010 saya ikut kongres di Amerika Seikat. Saya ikut kejuaraan dunia, dan mendapatkan peringkat lima," imbuhnya. (cas/din)