Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT. Pulo Mas Jaya, Landi Rizaldi, mengeluhkan masih adanya tujuh kuda di area Pulo Mas. Padahal area yang kini tengah dipersiapkan sebagai venue berkuda Asian Games 2018 itu harus steril dari binatang demi mendapatkan sertifikat dari World Organisation for Animal Health (OIE).
"Bagaimana mau dapat sertifikat dari OIE jika masih ada tujuh kuda milik PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) yang masih tinggal di kawasan ini. Karena untuk dapat sertifikat itu kawasan Pulo Mas harus bersih dari semua jenis binatang," cetus Landi, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pernah menyurati pada Pak Landi untuk mengadakan pertemuan, audiensi, face to face, untuk membicarakan apa yang kita butuhkan. Tapi tidak mau. Surat itu dikirim Bulan Agustus," ujar Sekretaris Pordasi DKI Jakarta H. Herlan Matrusdi.
Herlan membenarkan kalau kuda-kuda tersebut adalah milik Pordasi DKI. Pihaknya bukan menolak memindahkan kuda-kuda tersebut. Dia mau saja memindahkannya namun diberi lokasi baru untuk menyimpan kuda tersebut.
"Kuda mau dipindahkan ke mana? Lokasinya ke mana sebagai pengganti? Sebelumnya di sebelah kandang kuda ada rumah pelatih dan joki. Pelatih dan Joki sudah dipindah ke rumah susun. Nah, kuda ke mana?" lanjutnya di ujung telepon.
Lebih lanjut dia juga mempermasalahkan belum adanya rekomendasi Asia Equestrian Federation (AEF) dan Federasi Equestrian Internasional (FEI). Bahwa PT. Pulo Mas Jaya kini sudah mendapat rekomendasi dari FEI dia mempertanyakan kenapa hal itu tidak dikomunikasikan.
"Kalau Rekomendasi di atas sudah diterbitkan dan perpindahan Kuda dengan Kandangnya sudah tersedia kami siap pindah. Tolong dijelaskan pindah ke mana kandang kudanya di Jakarta? Dan pengganti lapangan pacuan kuda di mana? Karena kita punya kalender event 2016 β 2017 setiap bulan ada pacuan kuda."
"Kita tidak mau seperti (stadion) Lebak Bulus. Sudah digusur tapi tidak jelas gantinya di mana," tuntas dia. (din/fem)