Pembentukan tim itu tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 97 tahun 2016 yang ditandatangani Menpora Imam Nahrawi pada 31 Oktober. Adapun yang menjadi koordinator tim tersebut adalah Sakhyan Asmara, posisi sekretaris diisi oleh Yuni Poerwanti. Sementara Gatot S Dewa Broto, Lukman Niode, dan Francis Wanandi akan berperan sebagai anggota tim.
"Nanti tim Adhoc ini yang akan bertugas untuk menyusun perencanaan dan langkah strategis berupa kajian akademik, pemetaan kebutuhan, penetapan lokasi, serta melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait guna percepatan terwujudnya Olympic Center yang sesuai dengan perencanaan," ungkap Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto pada Selasa (1/11). .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan Kementerian PUPR memang sedang memiliki proyek renovasi kawasan di sana, jadi kami mendapatkan bantuan sampai akhir tahun ini. Tapi mulai tahun depan, kami sudah menganggarkan sebesar Rp 390 Miliar untuk melengkapi fasilitas di sana," ungkap Gatot.
Adapun beberapa fasilitas yang bakal melingkupi Olympic Center di antaranya adalah fasilitas sport science. Nantinya sport science akan terdiri dari central strength and conditioning, laboratorium sports biomechanics, lab exercise physiology, lab perfomance analysis, rumah sakit olaahraga untuk sports medicine, sport rehabilitation, sport recovery, lab spors nutrition, dan sentra untuk aplikasi sports research dan anti doping.
Di luar itu, Gatot juga meyakini renovasi ini tidak akan mengganggu para atlet yang tengah berlatih di sana. Sebab, renovasi hanya bersifat menambah bangunan saja.
"Enggak akan mengganggu karena bangunan ini sudah ada. Memang seperti paskibraka dan taekwondo atau beberapa cabang lain sudah melakukan latihan di sana. Tapi pembangunan renovasi tidak akan menggangu. Karena renovasi ini sifatnya hanya menambah fasilitas saja," simpulnya. (mcy/din)











































