Demi VO2 Max, Satlak dan Cabor Beladiri Bentuk Program Latihan Bersama

Demi VO2 Max, Satlak dan Cabor Beladiri Bentuk Program Latihan Bersama

Mercy Raya - Sport
Rabu, 16 Nov 2016 19:45 WIB
Foto: -
Jakarta - Belum terpenuhinya standar VO2 Max yang ditetapkan Satlak Prima terhadap atlet-atlet pelatnas membuat para pengurus cabang olahraga khususnya beladiri harus putar otak. Mereka pun menyepakati untuk membuat program latihan bersama Satlak Prima guna meningkatkan perfoma atlet.

Kesepakatan itu tertuang dalam pertemuan Satlak Prima dengan perwakilan enam cabang beladiri di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (16/11/2016). Mereka dari wushu, tinju, judo, karate-do, taekwondo, dan pencak silat.

"Kami (Satlak Prima) mengapresiasi setiap cabang beladiri yang mau bekerjasama dengan Satlak untuk membuat program latihan. Apalagi melihat dari hasil tes fisik di stadion Rawamangun, pekan lalu. Di mana ditemukan bahwa banyak kondisi fisik atlet yang tidak memenuhi standar yang diinginkan," kata Direktur Performa Tinggi Tanding 1 Satlak Prima Jafar Jantang dalam rilisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rata-rata VO2 Max mereka baru mencapai 75 persen dari standar yang ditentukan Satlak Prima, yaitu Vo2 Max harus mencapai 65," tambahnya.

Dalam waktu dekat, kata Jafar, tim strength and conditioning Satlak Prima akan segera rapat dengan lima induk organisasi tersebut untuk menyusun program latihan fisik. "Kita harus bergerak cepat untuk meningkatkan kondisi fisik atlet agar target di SEA Games di Malaysia tahun depan bisa terpenuhi," ujar Jafar.

Selain sepakat membuat program latihan, Satlak Prima juga mendukung keinginan lima induk organisasi untuk mengajukan program latihan di luar negeri. Sebagai contoh, cabang karate yang ingin menjalani latihan di Jepang dan taekwondo yang ingin latihan di Korea Selatan.

Apresiasi terhadap kelima induk organisasi itu juga disampaikan Wakil Ketua II Satlak Prima Sadik Algadri. "Satlak Prima mengapresiasi kelima induk organisasi. Kerjasama induk organisasi sangat dibutuhkan dalam upaya menghasilkan prestasi maksimal pada SEA Games Malaysia 2017. Semoga induk organisasi lainnya juga melakukan hal yang sama," katanya.

Secara terpisah, pelatih wushu Novita mengakui jika ada penurunan fisik dari para atletnya. Hal ini tak lepas dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Barat September 2016.

"Tindakan Satlak Prima men-screening data atlet dari fisik dan kesehatan sangat bagus. Tapi kondisi fisik atlet menurun karena habis libur setelah PON Jawa Barat 2016," kata Novita.


(mcy/krs)

Hide Ads