Kepastian itu disampaikan Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung, Jumat (18/11/2016). Lewat sambungan telepon dengan detikSport, Erlangga mengatakan baru saja menyelesaikan dokumen sebagai kelengkapan pemberian bonus PON tersebut kepada para atlet.
"Bonus akan akan kami cairkan di awal bulan Desember nanti karena kami sendiri baru selesai menghitungnya. Kami tahu jumlah atau atlet peraih medali emas, tapi saya juga harus menunggu dokumen resmi dari PB PON agar tidak ada kesalahan data," kata Erlangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun angka bonus itu belum dipotong pajak. Jadi mungkin akan ada pemotongan lagi. Tapi angkanya tidak akan kurang dari Rp 200-an juta, masih lebih dari itu," ungkapnya.
Menurut rencana, pencairan bonus akan dibagi menjadi dua termin. Termin pertama pada hari ke-10 bulan Desember, dengan para atlet menerima 75 persen dari nominal bonus yang dijanjikan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-perubahan 2016. Sementara 25 persen sisanya akan diberikan sekitar Maret 2017 dengan menggunakan APBD 2017.
"Dulu memang rencananya semuanya akan dibayarkan di bulan Desember menggunakan APBD-p dibagikan 100 persen. Kemudian ada kebijakan dari pemerintah pusat soal pengetatan anggaran. Jadi otomatis semua sektor kena pemangkasan. Jadi yang 75 persen akan diberikan sekitar 10 Desember mulai di transfer. Tidak ada seremoni, langsung trasnfer ke rekening atlet. Lalu yang 25 persen itu baru tahun depan, menurut pengalaman kami di APBD tahun berjalan sekitar Maret sudah bisa cair," ujar Erlangga.
Menurut Erlangga, para atlet belum mengetahui soal kebijakan ini. Namun rencananya, sebelum bonus diberikan KONI akan lebih dulu mengumpulkan cabor-cabor untuk menginformasikannya. "Belum tahu. Jadi nanti awal-awal bulan sekitar tanggal 1-2 Desember, kami akan undang cabor-cabor dulu terkait hal ini."
Sementara itu atlet angkat besi Jatim, Eko Yuli Irawan, mengaku menerima kebijakan tersebut walaupun sebenarnya berharap bonus bisa diberikan langsung 100 persen.
"Saya sih inginnya bonus diberikan langsung semua. Tetapi jika peraturannya sudah seperti itu, mau bagaimana lagi?" ucap Eko secara terpisah.
(mcy/krs)