'Iklim Belajar Formal di Kalangan Atlet Harus Mulai Dihidupkan!'

'Iklim Belajar Formal di Kalangan Atlet Harus Mulai Dihidupkan!'

Femi Diah - Sport
Senin, 28 Nov 2016 23:26 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Alan Budikusuma menilai sudah saatnya atlet Indonesia juga mulai menambah nilai jual mereka. Salah satunya lewat pendidikan formal.

Berkaca dari pengalamannya, Alan tak memungkiri jika jadwal latihan rutin dan turnamen nasional plus internasional sudah menguras energi para atlet. Mereka sudah tak mempunyai banyak waktu untuk mengenyam pendidikan formal.

Apalagi, atmosfer tak mendukung dia dan atlet seangkatannya untuk bersekolah. beasiswa yang diterimanya adalah beasiswa untuk bermain bulutangkis, bukan sekolah. Tuntutan pun melulu berprestasi di bulutangkis, tak memedulikan soal pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, tak banyak sekolah yang memberikan dispensasi terhadap jadwal padat si atlet.

Beruntung buat Alan, dirinya sukses menerobos persaingan elite pemain tunggal putra dunia. Puncak kariernya ditandai dengan medali emas Olimpiade 1992 Barcelona.

Status itupun tak cukup membuat Alan bisa bersaing untuk mendapatkan status karyawan sebuah perusahaan. Bersama istrinya, Susy Susanti, Alan membangun usaha peralatan olahraga. Dengan nama besar keduanya, sedikit banyak membantu usahanya.

Menurut Alan tak semua atlet seberuntung dirinya. Utamanya para atlet medioker.

"Saya ingin iklim pendidikan untuk atlet mulai ditumbuhkan. Buat para atlet yang medioker dan yang tidak jadi, biar enggak bingung mau ke mana," kata Alan dalam obrolan dengan detikSport, Senin (28/11/2016).

"Seperti saya yang berada di klub Djarum, dari 200 orang yang jadi (atlet dan meraih medali) cuma 10 persen, sekitar 20 orang. Nah, sisanya itu mau bagaimana? Kendala (untuk jadi atlet top dunia) banyak. Contoh cedera jadi tidak bisa meneruskan karier sebagai atlet

"Saya berharap pemerintah bisa mewujudkannya. Misalnya dengan sekolah olahraga Ragunan dihidupkan lagi. Sekakarang seorang olahragawan harus mengerti pula soal pendidikan sehingga memiliki kehidupan yang baik saat menyudahi karier atletnya.

"Selain itu, dengan bersekolah mereka memiliki pemikiran lebih soal bagaimana menghadapi lawan. Mereka sudah dibiasakan berpikir. Kalau hanya latihan, oke baik, tapi dari sisi bertanding akan punya bekal berbeda. Di samping sisi teknik, banyak yang harus disiapkan buat atlet, bukan," ucap Alan. (fem/raw)

Hide Ads