PB PON menjadwalkan pengumuman itu pada Kamis (5/1/2017). Namun meski data sudah di tangan, PB PON menundanya.
"Memang harusnya tanggal 5 Januari ini tetapi karena Bapak Gubernur (yang juga ketua PB PON) ada persoalan, banyak kegiatan, diundur. Kemungkinan pekan depan," kata Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jabar, Ahmad Hadadi, dalam sambungan telepon dengan detikSport, Kamis (5/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data tidak berubah. Pihak India telah memberi keterangan resmi kepada kami pada pekan ketiga Desember bahwa memang benar 12 atlet yang bertanding di PON positif doping, kemudian yang Peparnas ada dua atlet. Tetapi namanya belum bisa karena saya tidak mungkin mendahului Gubernur sekaliguss ketua pelaksana PON," ungkap dia.
Ada tujuh kontingen pengprov yang atlet-atletnya terindikasi doping pada saat perhelatan PON yang berakhir September 2016 itu. Daerah-daerah tersebut di antaranya Jawa barat, Jawa tengah, Daerah Istimewa Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Mereka bertanding di empat cabor yakni binaraga, angkat berat, berkuda, dan menembak.
"Jawa Barat empat orang, sisanya dari daerah-daerah lain. Kalau untuk Peparnas itu hanya dua, satu atlet dari Jawa Barat dan lainnya dari Maluku," tutur Hadadi.
"Tapi setelah nanti dirilis kami akan langsung melakukan tindakan-tindakan seperti pencabutan medali. Jadi langsung bawa surat dan kami ke daerahnya. Tetapi untuk sekarang kami tidak bisa melakukan apa-apa karena otoritas di ketua umum. Ya, kami terus berkomunikasi dengan Kemenpora, KONI, serta LADI untuk terkait hal ini," ucap dia.
(mcy/fem)