Fadli akan mewakili Indonesia pada Kejuaraan Asia Para-Cycling di Bahrain mulai 24 Februari hingga 3 Maret 2017 ini. Ajang itu menjadi debut Fadli setelah pensiun dari arena balap motor.
Ya meski tak kehilangan kemampuan mengendarai motosport 600cc, Fadli memilih pensiun. Sebuah jalan terbuka bagi Fadli untuk tetap berstatus sebagai atlet lewat Doni Tata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya sekitar awal tahun ini. Kalau tidak salah tanggal 20 Januari, Fadli ke Yogyakarta. Dia bersama keluarganya," kata Doni Tata dalam obrolan dengan detikSport, Jumat (10/2/2017).
"Nah, pagi sebelum jalan dengan keluarganya Fadli mengisi olahraga dengan pebalap-pebalap di Yogyakarta, reuni bareng. Saat itu ada A. M. Fadly, Andi Gilang, dan saya, juga Mas Fadli tentunya plus dua orang pebalap senior yang sudah tidak aktif. Sekitar 10 orang pebalap berkumpul selama dua hari.
"Hari pertama itu kami bersepeda ke Gunung Merapi, Kaliurang, lalu kuliner, sekitar 90 km, ke Tugu Yogyakarta dan pantai baru Parangritis.
"Aktifitas kami pun saya masukkan di instagram, upload video, mungkin teman-teman pada melihat dan pengurus sepeda juga melihat. Hingga akhirnya orang sepeda, Puspita Mustika Adya, menghubungi saya untuk minta kontak Fadli, karenanya setelah itu ada tawaran para-cycling," ungkap Doni Tata.
Pria 27 tahun pernah tampil di Moto2 bersama Yamaha itu mendukung penuh pilihan Fadli. Mengenal Fadli sejak 2004, Doni Tata menilai Faldi sebagai sosok yang tidak kenal menyerah.
"Saya dan Fadli sudah kenal lama. Teman balap bareng di 600cc. Pertama kali ketemu balap, dari aku main motor kecil di 2004-2005, kemudian naik kelas itu tahun 2012 naik kelas 600cc di kejuaraan nasional dan Asia," tutur Doni Tata.
"Dia dari dulu orangnya pantang menyerah. Sekarang dengan kondisinya itu, dia tetap melakukan aktifitas balap seperti olahraga. Kan untuk lari dia belum bisa, kebetulan dia hobi sepeda dan yang paling cocok sepeda untuk menguatkan otot kaki agar kuat agar nantinya bisa lari.
"Semangatnya luar biasa, pantang menyerah, usaha untuk tetap beraktifitas seperti orang normal walau kaki sudah diamputasi, saya salut dengan semangatnya itu," tambah pria asal Sleman ini.
"Semoga semangat Fadli terus menjadi memotivasi teman-teman pebalap sekarang ini masih aktif. Dengan keterbatasan atau ketidaksempurnaan fisik saja dia masih semangat olahraga. Jadi perlu dicontoh dan salut. Karena banyak juga pebalap-pebalap sekarang hanya melakukan balap saja, tapi tidak berpikir kebugarannya. Sementara Fadli dengan kondisi sekarang masih mau main sepeda atau melakukan aktifitas layaknya orang biasa," ucap dia.
(mcy/fem)