Rahman, yang mendapat perak di kelas 65-70 kg, menjadi salah satu atlet yang dipanggil hari ini. Iamendapat giliran pertama untuk mengungkapkan kronologis dirinya mengkonsumsi zat yang dilarang oleh Badan Antidoping Dunia itu. Tanpa berbelit-belit, dia langsung mengakui bersalah dan sengaja menggunakan zat terlarang.
"Saya mengaku bersalah dan minta kebijaksanaan untuk memberikan hukuman bijaksana karena ini baru pertama," ucap Rahman di PP Itkon Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi dari penggunaan kedua zat itu adalah membuat otot lebih terbentuk, dan menambah kekuatan dan kepadatan massa otot. Zat ini biasanya digunakan binaragawan, model, dan aktor.
Salah satu anggota Dewan Disiplin Rizky Mediantoro mengatakan obat yang dikonsumsi Rahman sejatinya dijual secara umum walaupun untuk membelinya harus menggunakan resep dokter -- membuat Rahman memilih membeli secara online.
"Tujuan hearing ini tidak hanya untuk mengetahui atlet ini pakai atau bersalah atau tidak menggunakan obat, tetapi tujuan sidang untuk mengetahui kronologis kenapa si atlet bisa pakai ini," kata Rizky usai sidang.
"Nah, kasus Rahman ini kan sebenarnya kita tahu resep itu tidak mudah dibeli walau dijual secara umum. Ketika dia bilang pakai online artinya semakin mempertegas jika atlet ini memang berniat untuk mengasup zat tersebut," tambahnya.
Kendati Rahman sudah mengaku bersalah, Dewan Disiplin masih akan mengusut lebih lanjut demi memberikan sanksi yang tepat. "Makanya kalau si atlet mengaku bersalah kami tidak langsung lepas. Tetapi kami usut kembali. Di luar itu, kami juga mengapresiasi sikap Rahman yang berani mengakui jika dia bersalah," ungkapnya.
Di luar obat-obatan itu, Rahman sendiri juga mengkonsumsi dua vitamin jenis Branched Chain Amino Acid (BCAA) dan Iso cool. Namun, dua vitamin itu legal dan sah menurut lembaga antidoping.
Sementara itu Sugeng Purnomo selaku pelatih Rahman mengaku lalai karena tidak mendampingi atlet saat melakukan persiapan.
(mcy/krs)