Tersandung Doping Usai Minum Jamu untuk Sembuhkan Gatal-Gatal

Tersandung Doping Usai Minum Jamu untuk Sembuhkan Gatal-Gatal

Mercy Raya - Sport
Selasa, 14 Feb 2017 18:41 WIB
Foto: Mercy Raya
Jakarta - Atlet Peparnas asal Jawa Barat, Cucu Kurniawan, sedih tersangkut masalah doping. Ia pun berkisah bahwa itu dikarenakan dirinya mengonsumsi sebuah obat herbal alias jamu.

Cucu menjadi satu dari 14 atlet yang tersangkut doping Pekan Olimpiade Nasional (PON) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016. Cucu merupakan atlet tuna rungu yang turun di nomor lempar lembing F+54 Peparnas.

Sebelum bergabung dengan atlet atletik lainnya, Cucu mengaku mengalami penyakit kulit. Dia mengalami gatal-gatal dalam persiapannya. Awalnya ia sudah berobat ke dokter dan diberikan obat salep serta obat oral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, obat itu tak sepenuhnya menyelesaikan persoalan. Dua hari setelah bergabung dengan atlet lain di Hotel Ibis, gatal-gatal yang dialami Cucu kambuh.

Rekan satu kamar Cucu, Asep yang merupakan atlet atletik tuna netra, memberi jamu tradisional cap Putri Sakti untuk mengurangi gatal-gatal pada tubuh Cucu. Jamu itu berupa air yang disimpan dalam botol ukuran besar.

Tersandung Doping Usai Minum Jamu untuk Sembuhkan Gatal-GatalFoto: Mercy Raya

Dari botol itu, Cucu meminum jamu tersebut sebanyak setengah cangkir teh. Gatal-gatal sembuh, pada 17 Oktober, Cucu melakoni pertandingannya. Dia berhasil meraih medali emas cabang atletik.

Saat tes doping persoalan muncul. Sampel urin Cucu jadi salah satu yang dites di The National Dope Testing Laboratory (NDTL) New Delhi. Hasilnya, sampel itu dinyatakan terkandung zat dexamethasone dan glucocorticosteroid.

Saat sidang berlangsung, Cucu mengaku menyesal dan kecewa dengan kasus yang menimpanya. Untuk itu, ia meminta maaf dan memohon untuk tidak diberikan sanksi.

"Saya tidak menyangka hal ini bisa terjadi," ungkap Cucu dengan bahasa isyarat, yang langsung diterjemahkan adik kandungnya, Deden Solihin, yang menemani sepanjang proses sidang dengar pendapat di PP Itkon Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2017).

"Saya juga kecewa karena saya sendiri sudah bertanya kepada teman saya, apakah ini jamu boleh atau tidak, mengandung doping atau tidak. Tetapi kata teman saya tidak masalah karena orang tuanya pun sering mengkonsumsi itu jika gatal-gatal," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua NPC Kota Bandung Adik Fachroji menyatakan rasa prihatin dengan kondisi yang terjadi oleh Cucu. Sebab, akibat kasus ini hak bonus yang harus diterimanya terpaksa ditahan.

"Kami merasa prihatin khususnya kota Bandung. Dia ini tunarungu dan pekerjaannya kuli bangunan. Statusnya berkeluarga dan sudah memiliki anak berusia 7 bulan. Dia tidak mengetahui jika jamu itu mengandung doping, karena itulah kami harap bisa diberikan sanksi yang seringan mungkin. Kalau bisa terlepas dari sanksi dan diberikan haknya (bonus)," kata Adik.

Ditambahkan Adik, tes doping ini sejatinya baru pertama kali diterapkan pada Peparnas 2016. "Makanya ke depan kami berharap ada sosialisasi. Sekarang ini hanya diberikan buku antidoping kepada pelatih, tetapi dari pelatih ke atlet berjalan atau tidak kami tidak tahu. Sebab, ini baru pertama kali juga ada tes seperti ini," ucapnya.


(mcy/krs)

Hide Ads