Medina, 19 tahun, merespons positif peluncuran Nike Pro Hijab tahun depan. Pecatur nasional pemegang gelar Woman Grandmaster sejak 2013 itu melihat ada sisi lain dengan diluncurkannya hijab oleh produsen apparel olahraga berbasis di Amerika Serikat paling berpengaruh itu.
"Saya melihat ada sisi positif buat atlet-atlet dunia. Banyak atlet-atlet berhijab saat tanding harus lepas hijab. Dengan Nike meluncurkan produk itu, memang jelas itu soal pasar, tapi di sisi lain menjadi sebuah harapan kalau ke depan tidak akan ada diskriminasi lagi," kata Medina dalam obrolan dengan detikSport, Jumat (17/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catur memang tidak membutuhkan banyak pergerakan sehingga pemakaian hijab tidak dikaitkan dengan faktor keamanan seperti regulasi cabang lain. Lagipula, federasi catur dunia telah mengantisipasi potensi kecurangan seorang atlet catur menggunakan alat bantu elektronik dalam pertandingan.
"Saat awal-awal berhijab sempat ada yang bertanya, 'Kenapa berhijab? Nanti kalau tanding di negara-negara tertentu bukankah akan sulit?'," kenang Medina yang terdaftar sebagai mahasiswi semester lima Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia itu.
"Catur kan cabang olahraga yang bukan adu fisik dan tak memerlukan kostum tertentu. Lagipula, para pecatur Iran sudah lebih dulu konsisten mengenakan hijab. Kalau masalah kecurangan misalnya menyembunyikan alat elektornik di bawah hijab, kan sudah ada pemeriksaan sebelum tanding," tutur perempuan yang tengah mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi di level fakultas itu.
(fem/nds)