Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) bertanggung jawab menyiapkan atlet elite yang akan mewakili Indonesia pada turnamen internasional. SEA Games 2017 Kuala Lumpur mulai 19-31 Agustus nanti menjadi ujian terdekat kontingen Indonesia.
Ajang itu menjadi 'pemanasan' sebelum para atlet nasional menjamu lawan-lawan pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Satlak Prima menargetkan peringkat sepuluh besar dalam pesta olahraga se-Asia tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana untuk menggandeng universitas dalam penerapan sport science baru muncul dalam rapat internal bersama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, pada Rabu (29/3/2017). Dalam rapat tersebut hadir perwakilan KONI, Satlak Prima, Menpora Imam Nahrawi, dan rektor dari Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, dan Universitas Negeri Jakarta.
Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto, menyadari sulitnya Indonesia berprestasi di bidang olahraga. Karenanya, arahan Wakil Presiden JK untuk menggandeng sejumlah universitas dalam penerapan sport science kepada atlet Indonesia dinilainya cukup bagus.
"Bapak JK paham tanpa sport science kita sulit akan sulit meningkatkan prestasi dalam 17 tahun. Karenanya, mereka memperintahkan perguruan tinggi (UI, UPI, UNJ) membantu Satlak dalam sport science. Sebab mereka memiliki fasilitas yang cukup memadai, tenaga dan orang-orang berpengalaman," kata Tjipto, ketika ditemui di Gedung PP ITKON, Senayan, usai pertemuan.
Saat ini, kata Tjipto, Satlak tinggal menetapkan bagaimana mekanismenya. "Jadi mungkin dalam waktu dekat akan ada rapat kembali yang dipimpin Kemenpora untuk mengidentifikasi mana kegiatan sport science yang bisa difasilitasi perguruan tinggi tersebut," ujar Tjipto.
Sementara itu, Sekretaris Menpora, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan rencana pertemuan para rektor dari sejumlah universitas itu akan dilakukan pekan depan. Hal ini untuk mengidentifikasi plus-minus masing universitas.
"Jadi, nanti masing-masing universitas harus memaparkan. Nanti tinggal diintegrasikan supaya jelas," ucap Gatot.
Tentang anggarannya, nantinya kata Gatot, akan dibuatkan dasar hukumnya melalui penandatanganan nota kesepahaman.
"Jadi, harapannya sebulan lagi rapat dengan Bapak JK dan progres yang ada di Kemenpora bisa dimatangkan lagi," imbuhnya.
"Begitu untuk universitasnya. Tidak tertutup kemungkinan akan ada tambahan universitas lain yang akan diajak kerjasama, seperti tadi dilaporkan di Makassar dan Surabaya cukup. Intinya pola pikirnya Bapak JK, jangan memaksakan di tengah keterbatasan anggaran, optimalkan yang ada," lanjutnya.
(mcy/fem)