Timnas voli putra menuju SEA Games 2017 digodok di Padepokan Voli Sentul, Bogor, Jawa Barat. Untuk menghadapi ajang itu, mereka hanya dijadwalkan tampil dalam satu kali ujicoba, yakni pada Kejuaraan Asia di Surabaya.
Jumlah ujicoba itu dinilai kurang ketimbang target yang dipatok PP PBVSI. Skuat Merah Putih diminta untuk meraih medali emas. Namun, karena waktu yang mepet sejak timnas trerbentuk sampai pelaksanaan SEA Games, para pemain memakluminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satlak Prima menyadari situasi itu. Hanya saja, menurut Direktur Performa Tinggi (HPD) Perlombaan 1 Satlak Prima, Mimi Irawan, keputusan untuk menentukan frekuensi ujicoba ada pada PP PBVSI.
"Surat Keputusan (SK) voli saja baru, kemudian ujicoba masih dalam proses. Lalu bagaimana mau kasih 10 kali try out jika waktu tinggal 1,5 bulan lagi sebelum SEA Games 2017," kata Mimi lewat sambungan telepon pada Rabu (7/6/2017).
"Berangkat satu (ujicoba) saja belum, bagaimana? Ini waktu juga sudah mepet. Sekarang itu yang penting adalah SK sudah keluar dulu, lalu tim lakukan latihan internal fokus kebersamaan karena selama ini kan mereka terpencar dengan klub, kemudian tetapkan skuat untuk ujicoba.
"Kalau untuk ke Asian Games bisa-bisa saja, tapi prosedur si penentu ujicoba adalah PP PBVSI. Baru ke Satlak Prima," ucap dia.
Sementara itu, Satlak Prima mengakui kalau belum mengenalkan sport science kepada timnas voli. Voli menjadi salah satu cabang yang tidak punya pelatih strenght and conditioning.
[Baca Juga: Timnas Voli Putra yang Minim Ujicoba dan Haus Sentuhan Sports Science]
"Kalau voli bisa dikatakan mereka sudah oke lah sebenarnya. Tapi kami pun kalau mereka ada waktu, kami akan tunjuk strenght and conditioning Satlak Prima ke sana. Sebab, mereka juga baru diberi SK (Surat Keputusan). Kalau itu belum, kan tidak bisa," kata Mimi.
(mcy/fem)